Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2024

Usut Dalang Yamanisasi di Tubuh NU

Gambar
Upaya pembelokan sejarah NU, kita sebagai Nahdliyyin, tidak boleh diam. Distorsi sejarah adalah kejahatan serius. Mengaburkan masa lalu, berarti merusak masa depan generasi berikutnya. Pepatah mengatakan, “Barang siapa yang tidak punya masa lalu, ia tidak berhak atas hari ini, dan yang tidak memiliki masa kini, berarti tidak akan mampu megenggam masa depan". Kenapa, orang-orang keturunan Arab Yaman akhir-akhir ini dengan bebas sering kontroversial. Ada semacam upaya untuk mendistorsi sejarah orang lain? Nahdliyyin ingin dijauhkan dari akar sejarahnya sendiri. Budaya tabligh mereka pun tanpa dibarengi standar data ilmiah yang jelas. Tanpa triangulasi data, mereka asal ngomong, bicara sejarah dari sumber yang tidak kredibel. Masalahnya, muhibbinnya banyak, dan tidak biasa berpikir kritis. Mayoritas umat ini masih silau dengan apapun yang berbau asing termasuk berbau Arab. Sebab itu, untuk generasi muda NU dan Nahdliyyin secara umum, hendaknya kembali ke buku-buku sejarah yang dituli

MEMBEDAH AWAL MULA POLEMIK NASAB (DIBALIK SAFARI PWI-LS KLATEN KE JAWA TIMUR)

Gambar
Perjuangan Walisongo Indonesia - Laskar Sabilillah dari Cabang Klaten yang dipimpin langsung oleh Ketuanya Sdr. AGUS ISKANDAR bersama MBAH KYAI MUFID SA'DULLAH bersama santri-santrinya telah aktif di berbagai kegiatan. Termasuk kesigapan mereka bersilaturahmi dan menjalin kerjasama dengan berbagai pihak. Termasuk diantaranya dengan PSN (Perjuangan Sejarah Nusantara) Jogjakarta yang terakhir terlibat aktif sebagai pemrakarsa pelurusan makam leluhur Mataram Islam di Kompleks Nitikan yang di Ba’alwi-kan dengan marga Alaydrus. Yang terkahir mengiringi kedatangan kami (KRAT. FAQIH WIRAHADININGRAT) di dalam bersafari ke Jogjakarta dan Solo Raya. Jadwal pertama yang kami lakukan pertama adalah sowan ke GBPH. Yudhoningrat (adik Sultan HB X) bersama Kyai Syarif Rahmat dari PADASUKA (Padepokan Dakwah Sunan Kalijaga) Jakarta yang sekaligus diskusi kebangsaan bersama PSN Jogjakarta yang sangat bersemangat sebagai garda depan penjaga sejarah leluhur Nusantara. Acara tersebut berlangsung pada ta

Melawan Ideologi Ba'alwi Al Kadzab

Gambar
Di Indonesia penjajahan sesungguhnya telah terjadi penjajahan tanpa disadari. Dimana, penjajahan itu tidak seperti penjajahan jaman kolonial. Tetapi, penjajahan spiritual yang merusak ahklak dan mental melalui doktrin dan dogma oleh pemalsu nasab yaitu Klan Ba'alwi al Kadzab berakidah kastanisasi rasis penyembah berhala nasab, yang tentunya sesat dan menyesatkan. Penjajahan mental dan spiritual di Indonesia saat ini jauh lebih kejam dan biadab jika dibandingkan penjajahan pada jaman kolonial. Karena, jaman penjajahan kolonial lebih condong kepada penjajahan fisik yang dirasakan. Akan tetapi, penjajahan spiritual dan mental telah mengganggu napas kehidupan dalam keberagaman tanpa disadari. Sehingga, tanpa terasa sendi-sendi sosial, budaya dan agama menjadi ngilu. Persoalannya, rasa ngilu itu seakan dirasakan seorang diri. Karena, penjajah spiritual dan mental menggunakan politik devide et empera agar kejahatan yang terorganisir dapat megalahkan kebaikan yang tidak terorganisir. Cuku

Wali Kebo Yuviyuya

Gambar
Di sebuah desa terpencil yang bernama Desa Kramat, hiduplah seekor kerbau tua yang bijaksana bernama Kebo Gading. Kerbau ini tidak seperti kerbau biasa; ia memiliki keistimewaan yang membuatnya dihormati oleh penduduk desa. Kebo Gading selalu membantu petani dengan bekerja keras di sawah dan menjaga ketentraman desa dari gangguan hewan liar. Namun, suatu hari, Kebo Gading jatuh sakit dan akhirnya meninggal dunia. Penduduk desa yang merasa sangat kehilangan memutuskan untuk menguburkan kepala Kebo Gading di sebuah tempat yang dianggap keramat. Mereka percaya bahwa kepala Kebo Gading harus dihormati dengan layak karena jasanya selama hidupnya. Beberapa waktu setelah penguburan, seorang wali yang dikenal dengan nama Yuviyuya datang ke desa tersebut. Wali Yuviyuya adalah sosok yang dikenal karena kebijaksanaannya dan sering berkelana dari desa ke desa untuk menyebarkan ajaran dan membantu masyarakat. Ketika Wali Yuviyuya mengetahui tentang penguburan kepala Kebo Gading di tempat keramat it

Penyeban Kepalsuan dan Samarnya Nasab, Menurut Ibnu Khaldun

Gambar
Ibnu Hajar al-‘Asqalani dalam Nukhbatulfikar mencatat. ومن المهم أيضا معرفة أسباب ذالك أي الألقاب ومعرفة الموالي من أعلى أو أسفل بالرق او الحلف او بالاسلام  “Dan termasuk hal yang penting diketahui dalam ilmu mustholah al-hadits adalah mengetahui gelar-gelar atau julukan-julukan dan mengetahui mawali dari atas atau dari bawah atau sebab perbudakan, sebab aliansi antara kabilah dan sebab Islam”. Maksud perkataan Ibnu Hajar tersebut kurang lebih begini, mengenal gelar-gelar ulama seperti as-Syaibani, al-Hudzaili, al-Ju’fi dan lainnya itu sangat penting bagi orang yang mempelajari ilmu riwayat hadis. Dan di antara sebab-sebab terjadinya gelar atas seseorang itu bisa disebabkan karena mawali. Mawali ini bisa disebabkan karena perbudakan atau aliansi atau pengislaman. Mawali kata plural dalam bahasa Arab. Kata tunggalnya mawla artinya tuan pemilik budak yang telah memerdekakan budaknya. Atau bisa bermakna budak yang telah dimerdekakan tuannya. Sebagai contoh; Zaid adalah budak Abdullah. Kem

Memalsukan Sejarah

Gambar
Zionis Yahudi Israel bukan hanya membangun ribuan kuburan palsu di tanah Palestina, namun juga memalsukan sejarah. Modusnya pun licik, melakukan penelitian arkeologi. Zionis Yahudi Israel membuat ribuan kuburan Yahudi palsu di lahan sekitar Masjid al-Aqsa dengan dalih sedang melaksanakan pekerjaan perbaikan dan pemeliharaan serta penggalian baru, dalam upaya menguasai Palestina. Penjajah Zionis Yahudi Israel sedang mencoba melakukan cara paksa mengontrol tanah Palestina melalui menanamkan 3.000 kuburan lebih (data th 2012) Ini adalah paradoks terbesar, di satu sisi Israel buldozer kuburan asli Muslim di Yerusalem, di lain pihak menanam ribuan kuburan Yahudi palsu. Zionis Yahudi Israel juga melakukan penggalian secara ilegal di tanah Palestina, hingga membuat warga marah. Modusnya pun licik, melakukan penelitian arkeologi yang mampu memalsukan kenyataan dan sejarah Palestina. Universitas riset Bar Ilan Israel pada Agustus tahun lalu mengumumkan penemuan desa arkeologi berusia 4.000 tahu

Inilah Konsekwensi Hukum Memalsukan Makam

Gambar
Bahwa pemalsuan makam merupakan tindakan yang dianggap serius dan memiliki implikasi hukum yang berat. Secara umum, pemalsuan kuburan dapat mencakup berbagai tindakan seperti memalsukan identitas jenazah, mengubah lokasi kuburan tanpa izin, atau memalsukan dokumen terkait pemakaman. Di Indonesia, tindakan semacam ini bisa dikenakan sanksi pidana berdasarkan KUHP (Kitab Undang-Undang Hukum Pidana) dan undang-undang lain yang relevan. Ada beberapa pasal yang bisa digunakan untuk menjerat pelaku pemalsuan kuburan. Ada juga undang-undang yang khusus terkait pemakaman dan pengelolaan makam yang bisa digunakan sebagai dasar hukum untuk menjerat pelaku. Sanksi yang dapat dikenakan meliputi pidana penjara dan/atau denda, tergantung pada beratnya pelanggaran yang dilakukan. Pada Pasal 15 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946 tentang tindak pidana menyiarkan kabar bohong serta Pasal 14 dan Pasal 15 Undang- Undang Nomor 1 Tahun 1946 tersebut sebagai dasar penuntutan perbuatan menyiarkan kabar bohong.

Solusi Mempercepat Isu Nasab

Gambar
Segala bukti ilmiah dari ilmu nasab, ilmu filologi, sampai ilmu genetik sudah di utarakan bahwa klan Ba'alwi tidak nyambung kepada Nabi Muhammad SAW. Ba'alwi di ajak diskusi nasab tidak mau karana kekeh dengan sugroh wal istifadhoh, sedang itu bisa gugur jika ada yang membatalkanya menurut kaidah ilmu nasab, untuk tes DNA malah di haramkannya, uji ilmu filologi dianya kabur. Tidak bisa berargumetasi secara ilmiyah, mereka malah marah-marah memframing dan memfitnah secara kejam malah parahnya memprovokasi mukibinya untuk membuat keributan dan kegaduhan, demi untuk mempertahankan nasabnya. Solusi ampuh seperti yang dilakukan oleh Kerajaan Saudi maupun Kerajaan Yordania dan Kerajaan Brunae Darusalam, bisa dicontoh oleh pemerintah Republik Indonesia dengan kekuasaannya bisa memaksa kepada orang atau rakyatnya yang berani mengaku-ngaku sebagi dzuriyah Rasulullah SAW, untuk membuktikan pengakuannya sebagai dzuriyah Rasulullah SAW dengan di teliti serta verifikasi pada pengadilah. Den

Inilah Tahapan Prosesi Jamasan Pusaka

Gambar
Jamasan pusaka merupakan salah satu cara merawat benda-benda pusaka, benda bersejarah, benda kuno, termasuk benda-benda yang dianggap memiliki tuah. Dalam tradisi masyarakat Jawa, jamasan pusaka menjadi sesuatu kegiatan spiritual yang cukup sakral dan dilakukan hanya dalam waktu tertentu saja. Lazimnya jamasan pusaka dilakukan hanya sekali dalam satu tahun yakni pada bulan Suro. Oleh karena jamasan pusaka mempunyai makna dan tujuan luhur, kegiatan ini termasuk ritual budaya yang dinilai sakral. Jamasan berarti memandikan, mensucikan, membersihkan, merawat dan memelihara. Jamas adalah bahasa Jawa kromo inggil (tingkatan paling tinggi/halus), sementara bahasa ngoko-nya (paling kasar) adalah kumbah. Sehingga, jamasan bisa diartikan sebagai kegiatan mencuci, membersihkan, atau memandikan. atau ngumbah. Sedangkan pusaka adalah berbagai benda yang memiliki arti simbolis yang sangat dalam dari warisan turun temurun, seperti gong, keris, tombak, kereta pusaka, dan berbagai macam jenis pusaka l

Tasawuf Tanpa Fikih Hanyalah Ritual Khurafat

Gambar
Menurut Imam Syafi’i. Orang yang bertasawuf namun tidak memahami ilmu fikih begitu berbahaya dalam beragama. Orang yang hanya bertasawuf yang tidak mengerti fiqh, maka akan menjadi kafir zindiq. Sedangkan orang yang fikih tapi tidak tasawuf maka akan menjadi fasiq. Fasiq masih mending, lhaa kalau jadi kafir..?? Karena kalau hanya bertasawuf tidak berfikih, semua aturan agama itu diruntuhkan oleh keinginan dia menjadi waliyullah. Membahas makan malu, membahas dunia malu, padahal Allah biasa menyifati dzat-Nya sebagai dzat yang memberi makan. Allah itu siapa? Allah menyifati dirinya alladzi athamahum min juu’, yang memberi makan. Bagaimanapun Allah sudah berfirman wa jaahiduu bi amwalikum, berjuanglah kalian dengan hartamu. Berjuang dengan melibatkan punya uang. Orang tasawuf anti membahas hal itu. Lantas manakah ilmu yang lebih utama antara ilmu tasawuf dan ilmu fikih..?? KH. Ahmad Bahauddin Nursalim Al Qudusi yang akrab dipanggil Gus Baha merupakan sosok ulama yang dikenal sebagai ahli

Mereka Bukan Waliyullah Tetapi Wali Setan..!!

Gambar
Ketika disebut kata wali maka yang langsung terbayang dalam benak kita adalah suatu keanehan, ke-nyleneh-an, dan kedigdayaan. Itulah yang dapat ditangkap dari pemahaman masyarakat terhadap wali ini. Maka bila ada orang yang bertingkah aneh, apalagi kalau sudah dikenal sebagai Ulama, mempunyai indera keenam sehingga mengerti semua yang belum terjadi, segera disebut sebagai wali. Bahkan ada juga yang disebut sebagai wali, padahal sering meninggalkan shalat wajib 5 waktu. Ketika ditanyakan, dia menjawab : “Kami kan sudah sampai tingkat ma’rifat jadi tidak apa-apa tidak mengerjakannya. Sedangkan shalat itu bagi yang masih taraf syari’at.” Lalu siapakah waliyullah yang sebenarnya ? Secara etimologi, kata wali adalah lawan dari ‘aduwwu (musuh) dan muwaalah adalah lawan dari muhaadah (permusuhan). Maka waliyullah adalah orang yang mendekat dan menolong (agama) Allah atau orang yang didekati dan ditolong Allah. Definisi ini semakna dengan pengertian wali dalam terminologi Al Qur’an, sebagaiman

Ba'alwi Manamkan Fanatisme, Kiai Mengajak Untuk Cerdas

Gambar
Kita di kagetkan oleh prilaku mukibin yang secara terang-terangan menghina Gus Yusuf sewaktu di atas panggung yang sedang mengisi pengajian di Bantul Jogjakarta, dalam hinaan serta caciannya mengatakan "Gus Yusuf goblok" serta disuruh untuk turun panggung. Ini salah satu contoh mukibin hasil didikan Ba'alwi sang pemalsu nasab yang hanya mengajarkan pengkultusan dirinya sebagai ras manusia paling mulia lewat dongeng khurafat serta membanggakan moyangnya berbalut acara sholawatan. Majelis mereka sangatlah minim ilmu agama, hanya mengandalkan tampilan luar yang mendistorsikan islam yang universal menjadi serba Arab khususnya Hadramaut dan Tarim. Bahwa KH Muhammad Yusuf Chudlori atau lebih dikenal dengan sebutan Gus Yusuf adalah budayawan dan Kiai juga seorang politisi handal Nahdliyin. Beliau merupakan pengasuh Asrama Perguruan Islam Pondok Pesantren Salaf Tegalrejo, Magelang Jawa Tengah. Darinya menelurkan para Kiai yang bermanfaat di lingkungannya. Sangatlah jauh ketika ki

Dekonstruksi Gelar Habib Menghentikan Penjajahan: Khususnya untuk Warga NU dan Muhammadiyah

Gambar
Habib bukanlah kata ganti atas frase ‘keturunan Nabi Muhammad Saw’. Kata ganti atas frase ‘keturunan Nabi Muhammad Saw’ adalah Sayyid-Syarif. Gelar bagi keturunan Nabi Muhammad Saw adalah Sayyid-Syarif; bukan Habib. Gelar Habib adalah untuk keturunan Ubaid, keluarga Baalwi Imigran Yaman, yang terbukti bukan keturunan Nabi Muhammad Saw bahkan mustahil keturunan Nabi; melalui kajian kitab nasab dan sejarah oleh KH. Imaduddin Utsman Al Bantani, kajian tes DNA oleh Dr. Sugeng Sugiharto dan kajian filologi oleh Prof. Menachem Ali. Kecuali itu, Guru Besar sosiologi agama dan Ketua Komisi Hukum MUI Pusat tahun 2020 menjelaskan: ‘di Timur Tengah malah tak ada sebutan habib, jamaknya Habaib. Yang ada sebutan ‘Syarif’ atau yang mulia’. Sangat jelas, bahkan di Timur Tengah sendiri sebagai asal-usul budaya gelar Sayyid-Syarif, gelar Habib memang tidak ada hubungan sama sekali dengan gelar Sayyid-Syarif. Rangkumannya: 1. Sayyid-Syarif = Gelar bagi keturunan Nabi Muhammad Saw. 2. Habib = Gelar bagi

Inilah 8 Ciri-ciri Kelompok Pemalsu Nasab Nabi SAW

Gambar
Disebutkan dalam kitab Rasa’il fi ‘Ilmil Ansab hal 179 karya Sayyid Husain bin Haidar Al Hasyimi ada 8 ciri-ciri mereka para pemalsu nasab diantaranya adalah : 1. Suka mengumpulkan harta. 2. Kasar akhlaqnya, rendah sekali tabiatnya, namun mereka berpura-pura berprilaku baik dan berpura-pura berakhlaq terpuji. 3. Menyembunyikan jeleknya agama pada dirinya. 4. Suka manafikan nasab yang shahih. 5. Suka mengisbat nasab palsu. 6. Saling memperkuat antar nasab palsu. 7. Mereka berusaha untuk populer dengan menggunakan sejuta gelar pada dirinya. 8. Suka membuat dan menunjukan kartu nasab pada khayalak. Oleh karena itu kita harus berhati-hati jangan sampai tertipu oleh sang pemalsu nasab, coba kita teliti Ba'alwi seperti apa yang sudah di sebutkan di atas?? Bisa kita katakan sangat cocok dan akurat dari no 1 sapai 8 ada pada mereka. Bagi yang bernasab asli yang nyambung kepada Nabi SAW tidaklah lebay, ia biasa-biasa saja dengan gelar Syarif/Sayyid yang melekat pada dirinya bahkan mayoritas

Perbedaan Penafsiran Sejarah Islam dan Implikasinnya

Gambar
Dalam sejarah peradaban Islam, banyak muncul aliran-aliran yang sering kali saling bertentangan. Ironisnya, pertentangan ini tidak hanya berkisar pada perbedaan pendapat atau adu argumentasi, tetapi sering kali berujung pada persekusi dan pertumpahan darah. Salah satu contoh tragis adalah pembunuhan Ali bin Abi Thalib RA, sepupu sekaligus sahabat Nabi Muhammad SAW, yang menjadi korban dari perbedaan penafsiran dalam Islam oleh kaum Khawarij. Contoh lain adalah Imam Ahmad bin Hanbal yang dipenjara dan disiksa akibat perbedaan tafsir oleh kaum Mu'tazilah pada masa Khalifah Al-Ma'mun dalam peristiwa Mihnah. Konflik Sunni-Syiah juga merupakan contoh nyata dari perbedaan penafsiran yang dimanfaatkan untuk kepentingan politik, terutama pada masa Kekhalifahan Muawiyah dan Abbasiyah. Pada masa itu, ayat Al-Qur'an sering dijadikan alat legitimasi untuk menyingkirkan lawan politik. Terdapat sebuah hadits Nabi yang mengingatkan bahwa kelak akan ada perbedaan tafsir dalam Islam, namun

Inilah Hujjah Para Pembela Nasab Ba'alwi

Gambar
Prinsip fikih para pendukung nasab Ba'alwi dalam mengitsbat nasab Ba'alwi adalah  “syuhroh wal istifadoh” (diketahui banyak orang bahwa ia sayid). Tentunya ini, sudah sangat ketinggalan zaman dalam dinamika diskursus nasab Ba'alwi di abad dua satu. Jawaban itu pula menunjukan kapasitas fikih yang dimilikin para pembela nasab Ba’alwi di Indonesia maupun yang dari luar negri sampai tulisan ini di posting. Bahwa, para ulama madzhab Sya’fi’i memang mengakomodir “syuhroh” sebagai salah satu instrument kesaksian atau pengitsbatan nasab, tetapi ia disyaratkan tidak adanya dalil yang menganulir ke-syuhroh-an itu. jika ada dalil yang menganulir, maka ke-syuhroh-an itu batal. Jika seseorang di hari ini “syuhroh” sebagai Sayyid karena ia putra dari ayah yang sayyid, maka kesayyidannya gugur ketika ia terbukti bukan anak dari ayah yang sayyid itu. Begitu pula Ubed: ketika telah “syuhroh” bahwa ia adalah anak Ahmad, maka “syuhroh” itu gugur ketika ada bukti bahwa ia bukan anak Ahmad. Da

Jurus Dewa Mabuk ala Habaib

Gambar
Sudah dua tahun berlalu polemik nasab menghiasi jagad dunia maya, sudah banyak kata dan ucap silih berganti antara mendukung dan menentang, antara kubu ibthal nasab dan kubu Ba'Alawi. Bukanlah polemik itu bicara diskursus atas suatu kajian nasab, tetapi sudah pada ujaran kebencian, sudah saling hujat, saling serang, dan saling membunuh karakternya dengan macam-macam framing. Padahal jauh lebih indah jika dibahas melalui seminar, diskusi publik, bahtsul masail yang isinya saling bantah hujjah, saling adu dalil, dan saling menguatkan argumentasi. Bahkan jauh lebih beradab jika dengan korespondensi literasi, dengan mulut sambil ngopi, dan hisap rokok.  Kenapa kini semakin liar dan barbar, seperti dua musuh yang saling berhadapan, seperti di medan kurusetra perang " bharatayuda " nasab.  Antara anutan kepada siapa sudah bias, figur tidak lagi didengar, klaim kebenaran berseliweran di jagat medsos, kawan jadi lawan, dan lawan jadi kawan. Hidup sudah semakin keras, akibat moral