MEMBEDAH AWAL MULA POLEMIK NASAB (DIBALIK SAFARI PWI-LS KLATEN KE JAWA TIMUR)



Perjuangan Walisongo Indonesia - Laskar Sabilillah dari Cabang Klaten yang dipimpin langsung oleh Ketuanya Sdr. AGUS ISKANDAR bersama MBAH KYAI MUFID SA'DULLAH bersama santri-santrinya telah aktif di berbagai kegiatan.


Termasuk kesigapan mereka bersilaturahmi dan menjalin kerjasama dengan berbagai pihak. Termasuk diantaranya dengan PSN (Perjuangan Sejarah Nusantara) Jogjakarta yang terakhir terlibat aktif sebagai pemrakarsa pelurusan makam leluhur Mataram Islam di Kompleks Nitikan yang di Ba’alwi-kan dengan marga Alaydrus. Yang terkahir mengiringi kedatangan kami (KRAT. FAQIH WIRAHADININGRAT) di dalam bersafari ke Jogjakarta dan Solo Raya.


Jadwal pertama yang kami lakukan pertama adalah sowan ke GBPH. Yudhoningrat (adik Sultan HB X) bersama Kyai Syarif Rahmat dari PADASUKA (Padepokan Dakwah Sunan Kalijaga) Jakarta yang sekaligus diskusi kebangsaan bersama PSN Jogjakarta yang sangat bersemangat sebagai garda depan penjaga sejarah leluhur Nusantara. Acara tersebut berlangsung pada tanggal 24 Juli 2024 dari pukul 19.30 malam hingga dinihari jam 01.00.





Selanjutnya beberapa hari kemudian sowan ke Gus Fuad Plered di Ponpes Roydhotul Fatihah di Plered Bantul Jogjakarta di dalam acara open publik hasil tes DNA Gus Fuad Plered bersama Dr. Sugeng Sugiharto. Acara berlangsung tanggal 26 Juli 2024 dari pukul 20.00-hingga menjelang subuh.

(https://youtu.be/i_hXhoFMGY0?si=Z-7U44Pzz3-ptfYb)


Jadwal berikutnya diskusi aktif selama beberapa hari di beberapa tempat dengan banyak focuss group discussion termasuk di kediaman Dr. Kamal Al Haq Al Qudusi (akademisi dan aktivis NAAT Jogjakarta, Naqobah Ansab Auliya' Tis'ah beliau juga pengikut Thoriqah Syathoriyyah). Serta di kediaman aktivis NU Solo Raya, Bapak Haji Sutrisno Alkhoir.


Selanjutnya menginjak acara safari ke Jawa Timur (27 Juli 2024) sebanyak 2 mobil dimana mobil pertama yang ditumpangi KRAT. Wirahadiningrat (Gus Faqih) dan Mbah Mufid bersama Sdr. Agus Iskandar (Ketua PWI Klaten) mampir dulu di kediaman Gus AHONG di Mojokerto. Beliau adalah Youtuber yang kontennya sangat edukatif di dalam perjuangan pekurusan sejarah di Nusantara ini.

Pertemuan hingga pukul 20.00 malam, yang dilanjutkan langsung ke kediaman KRT. Kyai Nur Ikhyak Hadinegara di Surabaya. Disana 1 mobilnya lainnya sudah menunggu untuk mempersiapkan podcast yang mewawancarai Testimoni Mbah Kyai Mufid Sa’dullah. Kyai Nur Ikhyak ini adalah kyai muda yang Progresif Revolusioner, seorang yang juga akademisi serta penggiat kebudayaan di salah satu Keraton Nusantara. Ulasan-ulasannya terkait membedah sejarah, ajaran agama dan fenomena faktual selalu segar, santun dan mencerdaskan warga bangsa Nusantara.

Acara berakhir pukul 23.00 malam.

(https://www.youtube.com/live/UD33pr1e7ZQ?si=HJ3Xff7UhHma5McC) 


Selanjutnya rombongan merapat ke Markas Laskar Rajawalisongo, yang dipimpin oleh Gus Mohammar Harun. Laskar ini sangat solid dan militan karena sebagai pelopor Deklarasi Pengging, dimana semua barisan Pejuang Nusantara telah diikat suatu tekad bulat untuk bersatu saling bahu-membahu di dalam narasi besar membela kehormatan Nusantara beserta seluruh sejarah dan marwah leluhurnya.

Diskusi berlangsung hingga subuh dan dilanjutkan beristirahat.


Esok harinya setelah beristirahat cukup dan dilanjutkan diskusi intens dengan saling bertukar informasi serta penyatuan program kegiatan, rombongan KRAT. Wirahadiningrat dan PWI-LS Klaten Raya melanjutkan perjalanan ke Pasuruan.


Di Pasuruan, langsung menuju ke kediaman Kyai Mas Nurhasan bin Ghozi bin Nurhasan di Ponpes Sidogiri. Beliau adalah keponakan Pengasuh (Pemimpin Tertinggi) Ponpes sepuh Sigogiri yaitu Kyai Fuad bin Nurhasan. Pertemuan ini sangat penting karena selain ‘sambang haji’(tuan rumah baru pulang dari Haji) juga bertujuan :


1. Bersilaturahmi dengan PWI-LS Pasuruan Raya, dimana ketika kami datang telah berbaris rapi, sigap dan meriah para aktivis dan pejuang Nusantara yang tidak saja dari pengurus dan anggota PWI-LS Pasuruan Raya, juga dari barisan pendekar dan pelaku budaya. Diskusi berlangsung dipandu langsung oleh Gus AHMAD FADHOLI, Ketua PWI-LS Pasuruan Raya.


2. Di dalam pertemuan tersebut juga hadir KH. ABDUL HAMID MUJID AL QADIRI AL HASANI, Katib Aam DPP NAAT. Beliau adalah sahabat dari tuan rumah yang menjadi pejuang awal di Nusantara di dalam pelurusan Nasab Nabi di Nusantara. Dari beliau para hadirin mendapatkan pencerahan ilmu tentang menguji kevalidan nasab silsilah keturunan dan sejarah. Beliau juga menceritakan tentang sejarah awal mula polemik nasab dimulai.


3. Hadir pula menemani Kyai Mas Nurhasan, yaitu KH. Saiful Huda. Yang merupakan sekretaris Bani Sholeh Semendi dan sekaligus keturunan Mbah Slagah yang diamanati Adipati Nitiadiningrat I (Adipati Pasuruan pasca Untung Suropati) untuk menjadi mufti dan memangku masjid dan situs keagamaan di jamannya. Di dalam pertemuan ini pula diketahui ada indikasi terkait banyak situs yang telah direkayasa atas campur tangan Klan Ba'alwi Yaman. Baik dipugar tanpa ijin keturunannya ataupun malah dikuasai. Contohnya Musholla sepuh peninggalan Sayyid Sulaiman pendiri Ponpes Sidogiri di daerah Kanigoro dan akuisisi Masjid Turba Kebonagung Kota Pasuruan yang menjadi Masjid ASSEGAF.


4. Yang terakhir dari tuan rumah disampaikan bahwa polemik Nasab ini dimulai pada tahun 2018 manakala putra beliau hendak menikah dengan gadis Klan Ba’alwi bermarga Al Jufri dari Madura tapi berakhir dengan penghinaan. Penghinaan pertama adalah vonis bahwa nasab Sidogiri terputus dengan Sayyid Sulaiman Mojoagung. Dan penghinaan kedua adalah pembatalan pertentangan dengan harus didokumentasikan sebagai bukti. Perekayasa keduanya tiada lain ada indikasi kuat yaitu Ustad Taufuq Assegaf yang waktu itu masih keturunan Robithoh Alawiyah Jawa Timur. Kini beliau naik menjadi Ketia RA pusat. Dari kedua penghinaan itulah akhirnya memicu Keluarga Sidogiri melakukan isbat Nasab ke Naqobah Internasional. Dimana ketika memakai data sebagai keturunan dari Marga Basyaiban Ba'alwi ternyata tidak diterima oleh Naqobah Internasional. Namun ketika memakai data manuskrip sepuh yaitu Manuskrip Podokaton dan Mancengan maka keluarlah isbat Nasab tersebut. Artinya benar-benar tersambung dan diakui. Dimana Sayyid Sulaiman adalah putra dari Abdurrahman Alqadiri atau Sayyin Zen Abdulqadir atau Pangeran Atas Angin Cirebon yang bermarga Aljilani Alhasani. Beliau adalah menantu dari Syarif Hidayatullah atau Sunan Gung Jati. Pembuktian ini membuat keluarga Al Jufri Madura calon besarnya tersebut menyesal dan berusaha menjalin ikatan kekeluargaan lagi, hal ini dibuktikan dengan banyak saksi mata yang melihat betapa mereka berusaha beratus-rarus kali menelepon untuk menjalin komunikasi. Tetapi nasi sudah menjadi bubur, selain telah membuat ketersinggjngan dengan menjatuhkan harga diri dan marwah leluhur, juga pada akhirnya terbukti malah nasab Ba'alwi yang KOSONG atau ZONK dari pembuktian ISBAT Nasab Internasional.


Demikianlah setelah diskusi yang penuh semangat kekeluargaan hingga dini hari KRAT. WIRAHADININGRAT yang juga banyak memberi informasi terkait perkembangan upadate dari hasil perjalanan pribadinya dari Banten, Jakarta, Jogja hingga Surabaya segera mohon pamit dan acara ditutup dengan doa tabarrukan dari tuan rumah yang baru saja pulang dari tanah suci Haramain.


(Berikut ini yel-yel para pejuang yang bersilaturahmi di Pasuruan, dimuat di Channel Youtube Gus Ahong :

https://youtu.be/_SdhYVQOf9U?si=ayhtqnGNrjEBlXy6)


Semoga catatan perjalanan ini dapat menjadi ibrah dan hikmah bagi kita semuanya.


Oleh : KRAT. FAQIH WIRAHADININGRAT

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Taktik Ba'alwi Dilumat Sang Mujaddid

Mengatakan Ba'alwi Asal Yaman Keturunan Yahudi Bukan Takfiri

Hukum Menentukan Makam Berdasar Spiritual