Habaib Ba'alwi Al Kadzabah Keturunan Dari Yahudi Ashkenazi Khazarian Identik Yakjuj Makjuj Bangsa Penipu dan Perusak
Oleh : Husni Mubarok Al Qudusi
DI daerah Rusia sekarang dulu berdiri kerajaan Khazaria yang menguasai wilayah Europa timur (Slavia) merekalah yang disebutkan dalam al-Quran sebagai bangsa Ya;juj dan Ma’juj. Kira-kira pada tahun 740M, terjadi sebuah peristiwa. Bangsa Khazars di bawah tekanan terus menerus kedua super power tetangganya, Byzantium dan Muslim, apakah menerima agama Kristen atau Islam, akan tetapi penguasa bangsa Khazar, yang disebut Khakan, mendengar ada agama ketiga yaitu Judaisme atau Yahudi.
Nampaknya untuk alasan-alasan kemandirian politik, Khakan mengumumkan bahwa bangsa Khazars menerima Judaisme sebagai agama mereka. Dalam waktu satu malam seluruh kelompok baru, bangsa Khazars yang suka berperang, tiba-tiba menyatakan dirinya sebagai Yahudi. Khazar mulai dideskripsikan sebagai ‘Kerajaan Yahudi’ oleh sejarawan pada waktu itu. Penerus penguasa Khazar mengambil nama Yahudi dan selama akhir abad ke-9 kerajaan Khazar menjadi tempat berlindung orang-orang Yahudi dari tempat lain.
Maka dalam hal inilah para ahli sejarah membagikan yahudi kepada dua. Yang pertama yahudi Sephardhic. Mereka merupakan yahudi asli sebagai keturunan Semit. Dan yang kedua adalah yahudi Ashkenazi. Mereka merupakan Yahudi yang tidak berketurunan semit akan tetapi mereka berasal dari kerajaan khazaria. Ibnu Katsir, ketika membahas asal-usul ‘Ya’juj wa Ma’juj (Gog dan Magog) orang-orang yang secara tradisional mendiami wilayah antara Laut Hitam dan Laut Kaspia, wilayah dimana berdiri Kerajaan Khazar dalam karya sejarah, Al-Bidayah wal-Nihayah, secara khusus menyatakan bahwa “Gog dan Magog adalah dua kelompok bangsa Turki, keturunan dari Yafith (Yafet), ayah dari Turki, salah seorang dari anak nabi Nuh as.”
Yakjuj Makjuj atau disebut juga Gog Magog dalam tradisi Kristiani & Yahudi. Secara harfiah adalah dua entitas bangsa yang akan muncul pada akhir zaman. Mereka memiliki kekuatan sebagai perusak dan penghancur kehidupan di muka bumi, dan mereka akan berperang melawan Imam Mahdi dan Nabi Isa beserta pasukannya. Kemunculan suku bangsa ini merupakan salah satu tanda besar kiamat. Kajian dari lintas agama menyimpulkan bahwa mereka akan muncul dari pegunungan Kaukasus. Sebuah wilayah antara Laut Kaspia dan Laut Hitam. Analisa yang paling mendetail dan memadai dari para tokoh agamawan yang menekuni Ilmu Eskatologi, atau cabang ilmu yang menelaah kejadian-kejadian akhiruzzaman. Misal dalam Islam kita mengenal Syekh Imron Hosein dan dalam Kristen Ortodox Alexandr Dugin.
Awalnya yang dimaksud adalah GOG yang berasal dari negeri MAGOG, namun akhirnya berkembang menjadi Gog and Magog. Dapat disimpulkan simbiosis atau asimilasi dari 2 suku bangsa yang mendiami kawasan yang sama, berbagi tempat lalu terjadi percampuran ras.
GOG adalah bangsa ras jahat yang menjadi tokoh utama dan kemudian terjadi kawin-mawin dengan MAGOG sehingga terjadilah percampuran ras yang akan membuat kerusakan di akhir zaman. Begitulah kira-kira kesimpulan yang dapat ditarik.
Dalam berbagai data kuno dan naskah agama, Magog disebutkan sebagai keturunan Nuh dari Yaphet.
Secara kajian Geologi, disebutkan bahwa pernah beberapa kali terjadi banjir besar akibat mencairnya Kutub. Dimana hanya dengan itulah permukaan bumi bisa terendam air hingga 60 meter. Dan hal itu terjadi secara siklus dalam ribuan tahun lamanya.
Mengapa harus dengan mencairnya es di kutub? Karena seluruh awan di atmosfer bila ditumpahkan semua, hanya mengakibatkan banjir setinggi 2,5 cm saja di seluruh permukaan bumi. Dalam berbagai skala, es di kutub mengalami siklus mencair dan mengeras berulang kali sebagai akibat alamiah yang mempengaruhinya.
Bahkan tinggi banjir bisa bertambah 180 meter lagi di permukaan bumi bila cadangan air 22,6 juta kilometer kubik di atas kerak bumi diangkat ke permukaan.
Artinya Banjir besar dan global di jaman Nuh mungkin terjadi bila ditinjau secara sain dan teknologi. Terkait kapan dan seberapa besar skalanya maka biarlah itu menjadi perdebatan dan kajian dari para ahlinya.
Setelah terjadinya bencana Nuh, setidaknya muncul 3 kelompok keturunan Nabi Nuh AS, yaitu kelompok keturunan Sem bin Nuh, kelompok keturunan Yafet bin Nuh dan kelompok Keturunan HAM bin Nuh.
Sejarawan penting Mesir, Syaikh Muhammad bin Ahmad bin Iyas (1448-1522) dalam buku berjudul “Kisah Penciptaan dan Tokoh-tokoh Sepanjang Zaman” mengutip Al-Kisa’i mengatakan, setelah Nabi Nuh AS menetap kembali di bumi, dia membagi 3 wilayah untuk anak-anaknya yaitu Sam, Ham, dan Yafet
Sam menetap di wilayah bagian barat. Keturunannya menempati daerah Romawi, Persia, dan Arab. Selain itu, Sam juga diberi daerah yang meliputi Hijaz, Yaman, Irak, Syam, dan daerah yang lainnya. Nabi Nuh melihat di wajah Sam ada cahaya kenabian. Sam adalah anak Nuh yang tertua.
Ham ditempatkan di wilayah utara. Keturunannya menempati daerah Zanji dan Habasyah. Sedangkan Yafet ditempatkan di wilayah timur. Keturunannya banyak menempati daerah Turki, Yakjuj Makjuj.
Untuk bangsa-bangsa Nusantara sendiri, yang dinamakan Ras Melayu adalah mereka merupakan keturunan dari Yafet bin Nuh. Sedang Gok Magog atau Yakjuj Makjuj menempati wilayah lembah Land of Magog atau Kaukasus (sebuah dataran tinggi antara Laut Hitam dan Laut Kaspia). Dimana mereka keturunan dari Yafet bin Nuh, dan membentuk entitas Khazaria.
Arthur Koestler dalam bukunya, The Thirteenth Tribe, ia mengatakan yahudi Ashkenazi yang merupakan bangsa khazar mereka tidak bisa mengklaim sebagai keturunan Semit, asal-usul nenek moyang mereka bukan Shem tetapi keturunan dari putra ketiga Nuh, Yafet; atau lebih tepatnya anak-cucu Yafet, Togarma, yang merupakan nenek moyang semua suku bangsa Turki. DM Dunlop menulis dalam bukunya, The History of the Jewish Khazars (Sejarah Yahudi Khazar): “Ketika kerajaan Khazar mulai pecah pada paruh kedua abad X M, dan mereka mulai menyebar, menderita hal yang sama seperti cobaan dan kesengsaraan yang ditimpa rekan-rekan Sephardhic saat mereka exodus. Ashkenazim menyebar ke utara, ke wilayah Rusia dan kemudian ke barat, ke seluruh Eropa. Kemanapun mereka pergi, mereka selalu mengalami penentangan besar dari ‘Kristen’ Eropa abad pertengahan, karena mereka telah keliru mempercayai bahwa Yesus telah disalibkan – suatu peristiwa yang ironisnya tidak pernah terjadi dan bahwa orang Yahudi telah ikut bertanggung jawab dalam melakukan dugaan penyaliban, menganiaya mereka sebagai ‘pembunuh Kristus’. Orang-orang Yahudi Khazar tidak hanya mewarisi agama usang orang Yahudi Sephardhic, tetapi juga dengan stigma yang dilekatkan kepada mereka oleh orang-orang Kristen Eropa”.
Pada saat itu, kurang dari empat abad sebelumnya, sebuah misteri yang signifikan memasuki kisah Zion: mengapa pemerintahan didirikan di Polandia? Sampai tahapan sejarah tersebut, namun diungkapkan tidak ada jejak migrasi besar-besaran Yahudi ke Polandia. Orang-orang Yahudi yang memasuki Spanyol bersama dengan bangsa Moor berasal dari Afrika Utara dan ketika mereka meninggalkan Spanyol, sebagian besar dari mereka kembali ke negeri asalnya atau pergi ke Mesir, Palestina, Italia, pulau-pulau Yunani dan Turki. Koloni-koloni lain telah muncul di Perancis, Jerman, Belanda dan Inggris dan jumlahnya diperbesar oleh kedatangan orang Yahudi dari Semenanjung Spanyol. Tidak ada catatan bahwa sejumlah besar Yahudi Spanyol pergi ke Polandia, atau bahwa telah terjadi migrasi besar-besaran Yahudi ke Polandia pada waktu sebelumnya.
Pada waktu “pusat” dipindahkan ke Polandia, bangsa Khazar mulai bergerak ke arah Eropa, dan kemudian masuk ke Barat dengan kedok sebagai “Yahudi”. Setelah bangsa Khazars pindah dan hidup bersama orang Yahudi, Yahudi Khazar meninggalkan warisan yang berbeda dari Yahudi yang lainnya dari generasi ke generasi. Satu unsur warisan Yahudi Khazar adalah sebuah bentuk militant dari Zionisme.
Meskipun mereka telah lama sekali menganut agama Yahudi dan kecil kemungkinannya dunia mengetahui siapa mereka sebenarnya, sebelum Pusat Talmud dibentuk, mereka datang berkelompok dan bergabung disekitarnya. Ketika mereka dikenal sebagai “Yahudi dari Timur”, mereka diuntungkan oleh efek yang membingungkan dari kontraksi kata-kata orang Yehuda, atau orang Yudea, ke “Yahudi”; tidak akan pernah ada yang percaya bahwa mereka orang Yehuda, atau orang Yudea. Pada saat mereka mengambil alih kepemimpinan Yahudi, dogma “kembali” ke Palestina dikhutbahkan atas nama orang-orang yang tidak punya darah Semit atau hubungan leluhur apapun dengan Palestina!
Sebagiannya, oleh karena dianiaya oleh orang-orang Kristen Eropa Abad Pertengahan, sehingga orang-orang Yahudi terus menerus berpindah-pindah tempat ke Eropa dan bahkan sampai ke Spanyol, di mana mereka diperlakukan dengan penuh toleransi oleh para penguasa Muslim, sesuai dengan Hukum Dzimmah – Dhimma Contract sampai Inquisi Spanyol. Dalam pergantian abad berikutnya, sejumlah besar Ashkenazim berpindah tempat ke Amerika, wilayah baru mereka dengan harapan dan janji.
Bukti yang sangat memeranjat kita adalah bahawa yang berkuasa selama berdirinya Israel di Yerusalem bukan Yahudi yang berketurunan semit atau bani Israel mereka adalah Yahudi Khazar, Delapan Perdana Menteri Israel adalah dari keturunan bangsa Khazar.
Migrasi Yahudi Khazar tidak terjadi secara langsung ke Nusantara. Setelah runtuhnya Khazaria akibat invasi Rusia dan Muslim steppe, sebagian dari mereka bermigrasi ke kawasan Timur Tengah, termasuk Hadhramaut, Yaman yang belakangan dikenal sebagai Klan Ba'alwi. Di sinilah transformasi identitas terjadi. Melalui asimilasi kultural dan pencitraan keagamaan, mereka membangun narasi keturunan Nabi—meski tanpa bukti sejarah dan filologi yang valid.
Disebutkan dalam kitab Rasa’il fi‘Ilmil Ansab hal 179 karya Sayyid Husain bin Haidar Al Hasyimi ada 8 ciri-ciri mereka para pemalsu nasab diantaranya adalah :
1. Suka mengumpulkan harta.
2. Kasar akhlaqnya, rendah sekali tabiatnya, namun mereka berpura-pura berprilaku baik dan berpura-pura berakhlaq terpuji.
3. Menyembunyikan jeleknya agama yang berada pada dirinya.
4. Suka manafikan nasab yang shahih.
5. Suka mengisbat nasab palsu.
6. Saling memperkuat antar nasab palsu.
7. Mereka berusaha untuk populer dengan menggunakan sejuta gelar pada dirinya.
8. Suka membuat dan menunjukan kartu nasab pada khayalak.
Bisa kita katakan sangat cocok dan akurat dari no 1 sapai 8 ada pada Klan Ba'alwi. Bagi yang bernasab asli yang nyambung kepada Nabi SAW tidaklah lebay, ia biasa saja dengan gelar Syarif/Sayyid yang melekat pada dirinya bahkan mayoritas diantara mereka memilih untuk mastur. Keterkenalannya di masyarakat karena faktor keadaan yang tidak dapat dihindarinya.
Bukti-bukti kitab sezaman baik kitab nasab maupun kitab sejarah tidak menyebut nama-nama dari Klan Ba'alwi dari abad lima sampai sembilan Hijriyah. Semuanya tidak menyebut nama-nama nasab Klan Ba'alwi sebagai keturunan Nabi Muhammad SAW.
Mereka cukup di itsbat dengan teori “syuhroh wal istifadoh”. Sedang dalam kaidah ilmu nasab pendapat para ulama bahwa “syuhroh wal istifadoh” tidak dapat digunakan jika bertentangan dengan sumber-sumber sezaman. Sumber sezaman dengan nama-nama nasab Ba'alwi dari abad lima sampai Sembilan Hijriyah tidak menyebut nama-nama itu sebagai keturunan Nabi Muhammad Saw. Bahkan nama-nama itu faktanya sebagian hanyalah nama fiktif belaka.
Pada abad ke-17M hingga ke-19M, saat kolonialisme Belanda menguat di Hindia Timur (Indonesia), klan Ba’alwi justru mendapatkan akses istimewa. Belanda memfasilitasi masuknya mereka ke Nusantara sebagai agen sosial dan keagamaan, untuk menetralkan perlawanan pribumi. Sejak itu, mereka menyebar ke berbagai wilayah—dengan membawa narasi “habib” dan silsilah spiritual yang tidak bisa dikritisi.
Jika Zionis Israel mengklaim keturunan Nabi Ibrahim AS untuk merebut tanah Palestina, klan Ba’alwi mengklaim keturunan Nabi Muhammad SAW untuk merebut otoritas spiritual di Nusantara. Namun, fakta genetika mengungkap cerita yang berbeda.
Di balik sorban yang berayun dan klaim suci tentang keturunan Nabi Muhammad SAW, sebuah temuan ilmiah muncul bagai kilat menyambar pohon tua. Sebuah nama besar dalam peta sejarah keturunan Islam, Klan Ba’alwi, kembali dipertanyakan klaimnya. Bukan oleh fatwa atau ulama. Tetapi oleh penemuan DNA.
Genetik. Ilmu yang tak bisa disuap, tak tunduk pada gelar, dan tak peduli pada legenda. Jejak biologis ini menunjukkan bahwa leluhur Klan Ba’alwi yang selama ini dikenal luas sebagai habib, justru membawa haplogroup G—sebuah kelompok genetik yang sama dengan milik penguasa bangsa Israel modern: Yahudi Ashkenazi.
Berikut ini tokoh-tokoh besar memiliki kode DNA nya ber Haplogroup G yang tercatat dalam sejarah :
1. OTZI, sang Pembantai.
2. YUYA, Wazir Agung sekaligus Mertua FIR’AUN AMENHOTEP III, di era inilah pertama kalinya Fir’aun mengaku sebagai Tuhan. Dan Yuya menjadi Father of God-nya.
3. RICHARD The Lion Heart, Raja Inggris pemimpin Perang Saib III. Yang mengusik kedamaian 3 Agama Abrahamik di Yerusalem pasca penaklukan Salahudin Al Ayyubi yang dianggap sangat beradab oleh Sejarawan Barat sendiri.
4. STALIN, Bapak Komunisme & Diktator UNI SOVIET. Menghabisi teman seperjuangan, mengorbankan jutaan nyawa rakyatnya serta mengobarkan Perang Dunia II.
5. AL CAPONE, imigran Yahudi Sisilia di Amerika, pemimpin Mafia Italia. Sebuah organisasi kejahatan modern yang melegenda dan menjadi prototipe seluruh organisasi kriminal di dunia.
Betapa faktor genetis sangat mempengaruhi kondisi kejiwaan. Juga disebutkan bahwa faktor psikopati (kecenderungan menjadi psikopat) lebih besar terjadi pada pria daripada wanita. Dan hal ini dapat diwariskan kepada keturunannya. Demikian menurut Dr. Robert Hare, Departemen Psikologi Universitas British Columbia di Vancouver-Kanada, maupun Essi Viding, di Departemen Psikologi di University College London, Inggris.
Secara garis besar kesimpulan kajiaan dan analisanya adalah :
1. Faktor genetis mempengaruhi bentuk fisik dari tiap individual dan ras.
2. Faktor genetis mempengaruhi pula kejiwaannya.
3. Faktor genetis dapat mempengaruhi seseorang cenderung berbuat kejahatan, dinamakan gen kriminal atau gen psikopat.
4. Gen psikopat ini cenderung dimiliki kaum pria dan dapat diwariskan.
Bukan J1, haplogroup yang diwariskan oleh bangsa Arab asli, yang oleh banyak ilmuwan genetika dihubungkan dengan garis keturunan Nabi Ibrahim AS dan Nabi Muhammad SAW. Melainkan G, haplogroup yang dominan ditemukan dalam populasi Kaukasus dan Yahudi Ashkenazi dari wilayah Khazaria—sebuah kekaisaran kuno yang pada abad ke-8 memeluk agama Yahudi secara massal.
Penelitian genetika oleh Dr. Eran Elhaik, ahli genetika molekuler dari Universitas Tel Aviv dan peneliti di Johns Hopkins, menunjukkan bahwa mayoritas Yahudi Ashkenazi bukan berasal dari tanah suci, melainkan dari Khazaria—sebuah kerajaan di wilayah Kaukasus yang secara massal memeluk agama Yahudi pada abad ke-8 M. Dalam makalah ilmiahnya (2013, Genome Biology and Evolution), Elhaik mengungkap bahwa gen Ashkenazi didominasi unsur Khazar hingga 38 persen, sementara komponen Timur Tengah sangat kecil.
Yang menarik, haplogrup G—penanda genetik khas Yahudi Khazar—juga ditemukan dalam DNA mayoritas klan Ba’alwi. Ini menimbulkan tanda tanya besar: jika Ba’alwi adalah keturunan Nabi Muhammad SAW (yang secara genetika berada di jalur haplogrup J1 khas Quraisy), mengapa mereka justru memiliki haplogrup G?
Menariknya, DNA haplogroup G yang ditemukan pada banyak tokoh Klan Ba’alwi menunjukkan kesamaan pola. Peneliti Indonesia seperti Dr. Sugeng Sugiarto mencatat bahwa mereka yang mengklaim berasal dari jalur Nabi Muhammad SAW sejatinya seharusnya membawa haplogroup J1. Fakta bahwa Ba’alwi membawa haplogroup G—yang sama dengan Yahudi Khazar—memunculkan pertanyaan besar yang tak lagi bisa dibungkam dengan narasi ‘syuhrah wal istifadhah’.
Jika Zionis Israel berdalih mereka keturunan Nabi Ibrahim demi menguasai tanah Palestina, maka klaim Klan Ba’alwi sebagai cucu Nabi Muhammad digunakan untuk mengklaim kepemimpinan spiritual dan sosial atas umat Islam di Indonesia—bahkan mengklaim bahwa negeri ini adalah “milik wali Tarim”. Sama seperti Israel yang menancapkan simbol palsu di tanah suci, klan ini menanam nisan palsu di makam-makam pahlawan: dari Diponegoro, Imam Bonjol, hingga KRT Sumadiningrat, yang secara terang-terangan diubah menjadi “bin Yahya”.
Fakta genetika tidak bisa dibantah: haplogrup G bukan milik Bani Hasyim. Jalur ini justru berakar dari populasi Kaukasus dan Eropa Timur, bukan dari Makkah atau Madinah. Maka, sebagaimana Zionisme yang dibongkar oleh ilmuwan Yahudi sendiri seperti Elhaik, narasi Ba’alwi pun patut dikaji ulang oleh para ilmuwan Muslim—agar bangsa ini tidak terus tertipu oleh klaim spiritual yang mengaburkan sejarah.
Pola kolonialisme spiritual ini mencerminkan mentalitas yang mirip. Jika Israel menjarah tanah dan menghapus jejak sejarah Palestina, Klan Ba’alwi menjarah sejarah bangsa Nusantara dengan memasukkan tokoh pribumi ke dalam silsilah mereka. Jika Zionis Israel menggunakan mitos darah suci untuk menjustifikasi pendudukan, Ba’alwi menggunakan mitos ‘habib’ untuk menjustifikasi dominasi dan loyalitas buta.
“Gene cannot lie,” tulis Elhaik. Dan seharusnya, umat pun tidak dibutakan oleh kultus. Sebab di balik label mulia, bisa jadi tersembunyi gen yang menyimpan kepentingan politik, ekonomi, dan pengaruh sosial yang berumur panjang.
Dalam jejaknya tercatat kaum Habaib Ba’alwi Yaman telah :
1. Terbukti bukan keturunan Nabi SAW.
2. Terbukti di masa silam didatangkan oleh penjajah Belanda dan bekerja demi kepentingannya.
3. Terbukti di masa sekarang banyak melakukan kejahatan baik secara pribadi atau organisasi di dalam kesejarahan Bangsa ini. Misal pemboman Borobudur, tokoh-tokoh partai terlarang PKI, dan pembelokan sejarah, makam serta nasab leluhur Nusantara.
4. Terbukti terlibat dalam organisasi radikal yang mengancam Kebhinekaan. Dengan modus jualan agama dan arogansi nasabnya, baik itu melalui organisasi terlarang FPI, gerakan 212 maupun dukungannya atas teroris ISIS, dan lain sebagainya.
Kini, masyarakat Indonesia dihadapkan pada realitas. Apakah mereka siap melepaskan diri dari mitos keturunan semu? Ataukah akan terus berada dalam jerat kolonialisme genetik yang menjelma dalam jubah putih dan gelar-gelar warisan?
Waallahu Alam

Komentar
Posting Komentar