MENGAPA BELANDA TAK PERNAH BISA MENANGKAP KAPAL HITAM BERBENDERA MERAH PUTIH INI, MESKIPUN SUDAH DIKEJAR DAN DIBOM BERKALI-KALI???
Adakah nama Habaib Ba'alwi Al Kadzabah keturunan Yahudi Ashkenazi Khazarian imigran dari Tarim Hadramaut Yaman yang berjuang dengan jiwa raga mengangkat senjata melawan Belanda seperti kisah pahlawan Jhon Lie..??
Alih-alih menjadi pahlawan yang ada seorang dari Habaib Ba'alwi bernama Utsman bin Yahya malah mengutuk para pejuang Geger Cilegon dengan mengatakan ajaran Tarekat TQN itu sesat demi membela tuannya, ini fakta bukan hoax.
Sekarang kenapa lantas para pribumi bangga memuja dan membela Habaib Ba'alwi Al Kadzabah keturunan Yahudi Ashkenazi Khazarian..?? Bahkan ia rela mengorbankan nyawa dan harta demi mereka.
Waspadalah dengan sihir yang ditebarkan oleh Habaib Ba'alwi Al Kadzabah untuk mengikat dan menundukkan para pribumi, dengan doktrin cucu Nabi dan doktrin syafaat. Berikut kisah heroik kepahlawanan Jhon Lie,
Laksamana Muda John Lie (Jahja Daniel Dharma), adalah salah satu pahlawan kemerdekaan yang kisahnya sangat legendaris di lautan. Berasal dari Manado, John Lie (nama lahir Lie Tjeng Tjoan) bukanlah tentara darat, melainkan seorang ahli navigasi ulung yang ditugaskan dalam misi paling berbahaya: menembus blokade laut Belanda demi memasok senjata vital bagi Republik.
Kiprahnya sebagai "penyelundup" senjata bagi Indonesia—yang dijuluki "Hantu Selat Malaka" oleh BBC—membuat Belanda frustrasi hingga ke ubun-ubun. Berikut kronologi heroik sang penyelundup yang menyelamatkan eksistensi Republik:
Kronologi Misi Maut "The Outlaw"
1. Awal Pengabdian (1946)
Pilihan Sulit: Setelah kembali dari pelatihan pelayaran logistik dan militer di Teluk Persia (selama Perang Dunia II), John Lie kembali ke Indonesia. Ia memutuskan untuk bergabung dengan Angkatan Laut Republik Indonesia (ALRI) di Yogyakarta dan ditugaskan di Pelabuhan Cilacap.
Tugas Perdana: Ia menerima pangkat pertamanya (Kelasi III) dan mendapat tugas awal membersihkan ranjau laut di perairan Cilacap, menunjukkan keahlian maritimnya yang luar biasa.
2. Kapal Penyelundup, "The Outlaw" (1947)
Lahirnya Legenda: John Lie dipercaya memimpin sebuah kapal cepat yang olehnya dinamai "The Outlaw" (Si Pembangkang). Kapal ini dicat hitam agar tersamarkan di malam hari dan menjadi armada utama untuk menerobos blokade laut total yang diterapkan Belanda di Selat Malaka.
Rute Maut: Dengan rute operasi yang meliputi Singapura, Port Swettenham (Malaysia), Labuan Bilik (Sumatera Utara), Bangkok, hingga New Delhi, John Lie mulai melakukan 15 kali "pelayaran maut" untuk menukar hasil bumi (karet dan komoditas) dengan senjata, amunisi, dan logistik vital.
3. Operasi Blokade Paling Nekat (1948)
Barter Senjata: Pada misi-misi krusial, John Lie berhasil menukar berton-ton karet dan teh dengan senjata api, senapan mesin, dan amunisi dari pangkalan-pangkalan asing. Tanpa pasokan dari "The Outlaw," perlawanan di Sumatera dan Jawa mungkin akan lumpuh.
Lolos dari Kepungan: Kapal John Lie berulang kali dikejar, ditembaki meriam, dan diintai pesawat patroli Belanda. Salah satu kisah paling terkenal: saat kapal disergap kapal patroli Belanda dan dihujani tembakan meriam. Ajaibnya, tembakan Belanda selalu meleset, atau kapal musuh tiba-tiba kandas di karang, atau cuaca buruk (kabut dan badai) tiba-tiba datang menolong "The Outlaw" melarikan diri.
4. Ditangkap dan Dibebaskan (1948)
Penangkapan di Singapura: John Lie pernah ditangkap oleh polisi Inggris di Singapura saat kapalnya berlabuh. Ia dituduh melakukan penyelundupan senjata.
Kemenangan Hukum: Dalam persidangan, ia membela diri dengan gigih, menegaskan bahwa barang yang dibawanya adalah milik Republik Indonesia yang berdaulat dan untuk membela diri. Pengadilan Inggris akhirnya membebaskannya karena tuduhan tidak terbukti melanggar hukum internasional, sehingga John Lie bisa kembali berlayar.
5. Puncak Perjuangan (1949)
Pengakuan Global: Aksi heroik "The Outlaw" menarik perhatian dunia. Majalah Amerika Serikat, Life, bahkan mengangkat kisahnya dalam artikel berjudul "Guns - Bibles - Are Smuggled to Indonesia", menguatkan citra perjuangan RI di mata internasional.
Tugas Akhir: Setelah Kedaulatan diakui, John Lie dipindahkan ke Bangkok untuk melanjutkan tugas pengadaan senjata di darat. Ia kemudian melanjutkan karir gemilangnya di TNI AL, ikut menumpas berbagai pemberontakan seperti RMS dan PRRI/Permesta.
Akhir Pengabdian
John Lie pensiun dengan pangkat Laksamana Muda dan pada tahun 1966 mengganti namanya menjadi Jahja Daniel Dharma. Atas jasanya yang "tiada taranya di Angkatan Laut" (menurut Jenderal A.H. Nasution), John Lie dianugerahi gelar Pahlawan Nasional Indonesia dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata.
Sumber Utama Peristiwa dan Detail:
1. Buku Memenuhi Panggilan Ibu Pertiwi: Biografi Laksamana Muda John Lie (M. Nursam).
2. Artikel di Majalah Life (26 September 1949), berjudul "Guns - Bibles - Are Smuggled to Indonesia."
3. Arsip dan Dokumen resmi TNI Angkatan Laut (ALRI).
4. Kesaksian Sejarah Jenderal Besar TNI A.H. Nasution.

Komentar
Posting Komentar