Habaib Ba'alwi Al Kadzabah Sampah Busuk Di Pojok Zaman




Oleh : Husni Mubarok Al Qudusi


Rasulullah SAW bersabda :


وَمَنِ انْتَفَى مِنْ نَسَبٍ وَإِنْ دَقَّ كَفَرَ بِاللَّهِ


"Barangsiapa mengingkari suatu nasab, sekalipun (nasab yang diingkari itu) remeh/rendah/kelas bawah, maka KAFIRLAH ia kepada Allah." (HR. Athabarani)


Apalagi nasabnya orang mulia yang tersambung ke Walisongo seperti para Raden, Elang, Gawagis, Sidi, Buya, Kiai, Gus dll yang dalam keluarga besarnya untuk memelihara pengetahuan nasab selalu mencatat secara berkesinambungan oleh salah satu munsibnya juga berkegiatan untuk saling kenal antar keluarga semacam acara arisan keluarga atau silaturahim bani maupun acara haul mendoakan nenek moyangnya.


Bertahun-tahun sejak zaman Belanda bahwasannya Habaib Ba'alwi Al Kadzabah menyatakan bahwa Walisongo tidak memiliki data maka nasabnya di ragukan dan terputus keturunannya di karenakan tidak memiliki anak laki-laki.


Ada juga dari Habaib Ba'alwi Al Kadzabah yang bergaya moderat mengatakan bahwa Walisongo itu jalur nasabnya ke Ba'alwi namun hanya menurunkan anak perempuan, maka keturunannya dinyatakan terputus. Semua ini adalah sebuah fitnah keji..!!!


Pada tanggal 5 Januari 2020 NAAT (Naqobah Ansab Aulia Tis'ah) lembaga pencatat nasab dzuriyah Walisongo resmi berdiri dan deklarasikan. Adapun lokasi yang para pendiri pilih untuk deklarasi ini sangat simbolis, yakni di halaman belakang Pesarean Syaikhona Kholil di Desa Martajesah, Bangkalan, Madura.


NAAT meyakini bahwa nasab Walisongo bukan dari jalur Ba'alwi namun dari Sayyid Ajall Al Kadzimi Al Husaini, ini di buktikan dari membuka manuskrip naskah kuno dan pengakuan dari Naqobah Asyrof Internasional (Pakistan, Maroko, Madinah, Mesir, Iraq, Yunan, Usbekistan).


NAAT juga mencatat dan mengakui nasab dari jalur ayah maupun dari jalur ibu. Ideologi NAAT dalam hal nasab adalah nasab hanya untuk menjaga serta menyambung silaturahim serta hanya ketakwaanlah yang akan mendapatkan kemuliaan dunia dan akherat.


Bahwasannya bernasab bukan pada ayahnya, atau menisbatkan keturunan kepada selain ayah kandung, adalah tindakan yang dilarang dalam Islam karena merusak kejelasan nasab, melanggar hak ayah kandung, dan dapat menimbulkan dosa besar. Hal ini termasuk dalam perbuatan dusta dan bisa berujung pada laknat dari Allah dan malaikat, bahkan diancam tidak diterima ibadah di hari kiamat.


Hadits Nabi, Dari Ali bin Abi Thalib ra. dari Nabi SAW :


مَنِ ادَّعَى إِلَى غَيْرِ أَبِيْهِ أَوِ انْتَمَى إِلَى غَيْرِ مَوَالِيْهِ فَعَلَيْهِ لَعْنَةُ اللهِ وَالْمَلاَئِكَةِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِيْنَ 


"Barangsiapa yang mengaku ayah kepada selain ayahnya atau bersandar kepada yang bukan walinya, maka baginya laknat Allah, juga para Malaikat dan semua manusia." (HR Muslim)


Membongkar nasab-nasab palsu kepada Nabi Muhammad SAW telah dilakukan ulama-ulama masa lalu. Seperti yang dilakukan Ibnu Hazm al-Andalusi dan Imam Tajuddin As-Subki dalam membongkar kepalsuan nasab Bani Ubaid yang mengaku sebagai keturunan nabi Muhammad SAW.


Hukumnya fardu kifayah, tergolong perbuatan nahi munkar.


Ulama yang melakukan :


1. Ibnu Hazm al-Andalusi dan Imam Tajuddin As-Subki, membongkar kepalsuan nasab Bani Ubaid.

2. Al-hakim An-Naisaburi, membongkar kepalsuan Abu Bakar ar-Razi, mengaku dzuriyah melalui Muhammad bin Ayyub al-Bajali;

3. Adz-Dzhabi, membongkar kepalsuan nasab Ibnu Dihyah al-Andalusi;

4. Ibnu hajar al-Asqolani yang membongkar kepalsuan nasab Syekh Abu Bakar al-Qumni. (Ushulu wa Qowaid Fi Kasfi Mudda’I al-Syaraf: 11)


Wajib menyebarkan kepalsuan nasab diketahui, dan haram mendiamkan kedustaan tersebut, pemalsuan nasab termasuk istihqor bi haqqi al mustofa (merendahkan hak Nabi Muhammad SAW)


Imam Ibnu Hajar al-Asqolani al-berkata :


ينبغي لكل احد ان يكون له غيرة في هذا النسب الشريف وضبطه حتى لا ينتسب اليه صلى الله عليه وسلم احد الا بحق (الصواعق المحرقة:2/537)


“Seyogyanya, setiap orang cemburu thd nasab mulia Nabi dan mendhobit (memeriksa), agar tidak ada orang bernasab kepada Nabi. kecuali dg sebenarnya. (Ash-Showa’iq al Muhriqoh: 2/537)”.


Syekh Ibrahim bin Qosim berkata :


ولا يجوز للعالم كتمان علمه في هذا الباب فامانة العلم والكشف عن اختلاط الانساب من الامر بالمعروف.


“Dan seorang alim tidak bileh menyembunyikan ilmu (nasab)ini, termasuk amanah dlm ilmu dan membongkar tercampurnya nasab adalah bagian dari amar ma’ruf dan nahi munkar” (Ushulu wa Qowaid Fi Kasfi Mudda’I al-Syaraf: 13)


Imam Malik bin Anas berkata :


من انتسب الي بيت النبي صلى الله عليه وسلم يعنى بالباطل يضرب ضربا وجيعا ويشهر ويحبس .


“Barangsiapa yang bernisbah kepada keluarga nabi, yakni dengan batil maka ia harus dipukul dengan pukulan yang pedih dan di umumkan serta dipenjara” (Ushulu wa Qowaid Fi Kasfi Mudda’I al-Syaraf: 9)


Sekitar tahun 2022-an dalam penelitian nasab Habaib Ba'alwi oleh KH Imaduddin Utsman Al Bantani berdasarkan metode ilmu nasab, ilmu filologi, ilmu genetik berkesimpulan bahwa mustahil nasab Habaib Ba'alwi ke Nabi SAW karena diketahui bahwa mereka sebenarnya keturunan Yahudi Ashkenazi Khazarian.


RA (Rabithah Alawiyah) yang didirikan pada 27 Desember 1928 sebagai organisasi Klan Ba'alwi lewat Maktab Daimi mereka mencatat hanya keturunan laki-laki Ba'alwi (jalur Ayah) asal Tarim Hadramaut Yaman serta mengklaim salah satu Naqobah Asyrof. Anehnya naqobah ini tidak diakui oleh Naqobah Asyrof di Yaman juga Naqobah Asyrof Internasional lainnya.


RA pun tidak bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan mendasar tentang perihal pondasi nasab Ba'alwi oleh KH Imaduddin Utsman Al Bantani.


Terbongkarnya nasab Ba'alwi bagaikan membuka kotak pandora yang selama ratusan tahun tertutup rapat dan kuat, sehingga segala kebusukan gerakannya dengan melakukan berbagai macam cara untuk upaya menguasai Nusantara terbuka ke publik. Gerakannya sangat mirip dengan pola Dinasti Fatimiyah beraqidah Syi'ah Ismailiyah yang dahulu sempat menguasai Mesir dan di hancur leburkan oleh Sultan Sholahudin Al Ayubi.


Maka terbukti sudah bahwa Habaib Ba'alwi Al Kadzabah keturunan Yahudi Ashkenazi Khazarian melakukan konspirasi monopoli satu-satunya sebagai pemegang penuh hak bernasab ke Nabi SAW untuk menguasai suatu negri, namun agenda besarnya terbongkar yang pada akhirnya mereka menjadi serpihan sampah busuk di pojok zaman.


Di titik ini pribumi bangkit untuk menghancurkan doktrin perbudakan spiritual berakidahkan khurofat ajaran sesat menyesatkan mazhab Ba'alwi.


Waallahu Alam

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengapa Hasil Penelitian KH Imaduddin yang Penting, Bukan Siapa Beliau

7 Strategi dan Cara Ba'alwi Menjajah Indoensia dan Menundukkan Pribumi Nusantara Untuk Mendirikan Neo Dinasti Fatimiyah

Banom NU Itu JATMAN Bukan PATMAN