Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2025

Perjalanan Hubungan Nahdliyin dan Habaib

Gambar
Oleh : Husni Mubarok Al Qudusi Indonesia adalah negeri penuh barokah dengan berhijrahnya para keturunan Nabi Muhammad saw. ke wilayah ini. Pada abad ke 15  Sayyid/Syarif dari jalur Al Ishaqi Al Jaelani Al Hasani maupun Al Ajjall Al Kadzimi Al Husaeni mulai berhijrah ke wilayah Indonesia. Seperti Sunan Ampel, Maulana Malik Ibrahim berhijrah ke Jawa-Timur; Syarif Hidayatullah, Sayyid Datuk Kahfi, Sayyid Datuk Soleh (ayah Syekh Siti Jenar) berhijrah ke Cirebon dsb. Pada abad 18 datanglah gerombolan penipu yang ngaku sebagai Dzuriyah Nabi SAW yaitu Klan Ba'alwi dari Tarim Hadramaut Yaman menggunakan kapal uap atas prakarsa Belanda. Bahkan di antara mereka sempat menguasai Kesultanan Banten dengan bekerjasama dengan Belanda tepatnya tahun 1750 M. Namun karena ditolak oleh para ulama Banten yang terus melancarkan aksi pemberontakan. Akhirnya Belanda yang merupakan penguasa sebenarnya membrendel semua jarinan Ratu Fatimah (hubabah) untuk menguasai kesultanan Banten. Dan kemudian mereka di...

Pangeran Diponegoro Dan Rahasia Pohon Kemuning & Pohon Sawo Kecik

Gambar
Oleh : Husni Mubarok Al Qudusi Banyak yang tidak mengetahui bahwa sebenarnya Diponegoro adalah sosok yang visioner untuk generasi mendatang agar kelak mengetahui nilai-nilai (value) perjuangannya. Untuk itulah Sang Pangeran menulis Babad Diponegoro versi Manado dan ketika berkobar Perang Jawa memerintahkan kepada para pengikutnya menanam pohon kemuning di setiap situs yang berkaitan dengan perjuangan Diponegoro. Setelah Diponegoro ditangkap pada 28 Maret 1830, yang menandai berakhirnya Perang Jawa (1825-1830), pasukannya bercerai-berai. Untuk mengenali satu sama lain, mereka membuat kode khusus, menanam pohon sawo kecik di kanan-kiri rumah mereka. Pohon sawo itu tanda jaringan Pangeran Diponegoro. Bila kemudian muncul perintah untuk bergerak lagi, maka tinggal di cek siapa yang memerintahkannya itu. Dan bila di depan kediamannya ada pohon sawo maka itu jelas masih merupakan jaringannya. Bukan hanya sebagai kode rahasia, para pengikut Diponegoro mempercayai sawo kecik akan mendatangkan ...

Menakar Klaim “Habib” atas Pangeran Diponegoro dan Tokoh Sejarah Lainnya

Gambar
Oleh : M. Yaser Arafat Katanya, Pangeran Diponegoro yang asli adalah seorang habib. Sedangkan Pangeran Diponegoro yang ditangkap terus diasingkan ke Makassar itu bukan yang asli. Hanya orang tertentu saja yang mengetahui bahwa Pangeran Diponegoro yang asli berada di mana.  Pangeran Diponegoro, sang tokoh utama Perang Jawa 1825-1830, bukan habib. Ia adalah putra Sultan Hamengkubuwono III dari garwa ampeyan (selir) bernama Bendara Raden Ayu Mangkorowati. Catatan sahih ini tercantum di dalam Serat Raja Putra, sebuah buku resmi yang mencatat semua istri, anak-anak, hingga menantu Sultan Hamengkubuwana I – IX (Mandoyokusumo 1988, 21). Buku tersebut menjadi panduan untuk memastikan kebenaran jika ada yang mengatakan bahwa si A adalah menantu Sultan HB I, menantu Sultan HB II, menantu Sultan HB III. Akan ketahuan apakah itu benar atau salah. Kalau ada tercatat, maka itu benar. Kalau tidak ada tercatat, maka itu salah. Segampang itu. Sekira lima belas tahun lalu, saya telah pernah mendenga...

Inilah Tahap Mazhab Ba'alwi Dalam Pengkaderan Doktrinasi dan Ciri-cirinya

Gambar
Oleh : Husni Mubarok Al Qudusi Gerakan ekstremis Mazhab Ba'alwi dalam merekrut pribumi (yang bodoh tidak mau berfikir kritis) untuk menjadi pengikut setianya yang mana pada akhirnya akan dikorbankan agar memuluskan segala kepentingan gerombolan Habaib Klan Ba'alwi Al Kadzabah adalah sebagai berikut : 1. Di ajak oleh Muhibbin atau Habaib Klan Ba'alwi Al Kadzabah untuk mengikuti kegiatan yang berbungkus keagamaan semisal sholawatan, dzikiran, kajian agama, dll. 2. Doktrin secara bertahap dimulai dengan disuruh menanggalkan budaya khas daerahnya  diganti budaya khas Tarim Hadramaut Yaman selainya dianggap bukan Islam, lalu diberikan ajaran khurofat puncaknya menjadi Muhibbin tulen (budak jongos) yang siap merekrut. Inti ajarannya adalah Habaib Klan Ba'alwi adalah dzuriyah Nabi SAW yang harus dilayani dan ditaati sepenuhnya tanpa terkecuali. 3. Tahapan selanjutnya adalah Muhibbin tersebut lalu di masukan dalam jaringan pergerakan ekstremis Mazhab Ba'alwi (semisal FPI, G...

Kiai Mas Makmur, Ulama Pejuang dan Bupati Pemalang juga Dzuriyah Nabi SAW

Gambar
Oleh : Husni Mubarok Al Qudusi Kiai Mas Makmur, lahir pada tahun 1906 di Desa Pelutan (kini Kelurahan Pelutan), Kecamatan Pemalang, Kabupaten Pemalang, adalah sosok ulama karismatik dan pemimpin yang dihormati. Ia merupakan anak pertama dari pasangan KH. Nawawi, seorang imam Masjid Agung Pemalang, dan Hj. Rubae'ah. Sebagai cucu dan anak ulama, Kiai Mas Makmur telah diperkenalkan pada huruf Arab dan Al-Qur'an sejak kecil. Pendidikan formalnya dimulai di Hollandsch-Inlandsche School (HIS), tempat ia lulus pada tahun 1920. Setelah itu, ia melanjutkan pendidikan agama di berbagai pesantren ternama, termasuk Pesantren Godong di Purwodadi, Pesantren Jamsaren di Solo, dan Pesantren Tebuireng di Jombang di bawah asuhan langsung KH. Hasyim Asy'ari. Pada usia 26 tahun, gurunya, KH. Hasyim Asy'ari, memintanya untuk mendirikan pesantren di Pemalang, yang kemudian dikenal sebagai Pesantren Salafiyah Taman. Kiai Mas Makmur menikah dengan Samnah, putri seorang penghulu dari Tegal, dan...