Ini Alasan Nabi SAW Mengusir Yahudi Dari Madinah




Oleh : Husni Mubarok Al Qudusi


Ada yang bertanya ke saiya kenapa Klan Ba'alwi selalu dan sebagai sumber kegaduhan di negri ini....?? Saiya jawab, yang memiliki genetik Yahudi dipastikan berpotensi besar untuk membuat ruwet dimanapun mereka berada. Ciri khasnya adalah mereka sangatlah rasis, selain dari kelompok mereka di anggap rendah.


Tulisan kali akan membahas bagaimana tingkah dan polah serta karakter asli Yahudi sehingga mereka di usir dari Madinah oleh Nabi Muhammad SAW, berikut ulasannya.


Setelah hijrah ke Madinah, Nabi Muhammad SAW membuat perjanjian dengan berbagai kelompok, termasuk Yahudi, yang dikenal sebagai Piagam Madinah. Namun, beberapa suku Yahudi melanggar perjanjian ini dengan bersekongkol dengan musuh-musuh Islam dan menyebarkan fitnah, yang membahayakan stabilitas kota.


Muhammad Husain Haekal dalam Sejarah Hidup Muhammad (1980: 220) menjelaskan, sebelum memulai langkah untuk menyatukan masyarakat Madinah, tentu saja Nabi Muhammad SAW terlebih dahulu menyatukan umat Islam, yaitu kaum Muhajirin dan Anshar. Sebab, di tengah upayanya tersebut, ada beberapa kaum munafik yang berupaya menciptakan konflik antara kaum Muhajirin dan Anshar serta menjerumuskan kaum Muslimin ke dalam peperangan antara Suku ‘Aus dan Khazraj.


Upaya kaum munafik tersebut berhasil dibaca oleh Nabi Muhammad SAW sehingga kaum Muslimin tidak terjebak dan terjerumus dari upaya-upaya jahat itu. Kemudian Nabi Muhammad SAW merangkul seluruh kaum dan mengikatnya dalam sebuah konsensus negeri Madinah, yakni Piagam Madinah (Mitsaq al-Madinah).


Nabi Muhammad SAW melaksanakan kebijakan politik tingkat tinggi dengan mewujudkan “Persatuan Yatsrib”. Nabi Muhammad SAW juga meletakkan dasar kenegaraan dalam Piagam Madinah itu dengan mengadakan persetujuan dengan pihak Yahudi atas landasan musyawarah dan persekutuan yang erat.


Tampaknya benih pengkhiantan kolektif Bani Qainuqa` telah tercium oleh Rasulullah SAW. Menurut Abu Dawud, beberapa saat setelah kembali dari Badar, Rasulullah SAW. mengumpulkan Bani Qainuqa` di pasar mereka untuk memberi peringatan.


Namun juru bicara Bani Qainuqa` malah menjawab, “Hai Muhammad! Jangan pernah merasa bangga hanya karena berhasil membunuh segelintir orang-orang Quraisy yang tidak pandai berperang itu. Seandainya kami yang menjadi lawanmu, engkau baru akan tahu, kamilah tandinganmu yang sebenarnya. Dan, engkau tidak akan banyak berkutik melawan kami”. (al-Mubarakfuri: 226)


Sebatas perlawanan verbal, Rasulullah SAW. hanya melihatnya sebagai indikator pengkhianatan. Tapi setelah terjadi kasus pelecehan wanita muslim di pasar Bani Qainuqa` yang disusul dengan pembunuhan lelaki muslim yang membelanya, Rasulullah SAW. mengepung Bani Qainuqa` lalu mengusir mereka dari Madinah.


Pembunuhan Ka`b bin Asyraf dan pengusiran Bani Qainuqa` dari Madihan cukup meredam gejolak pengkhianatan klan Yahudi lainnya. Tapi kekalahan kaum muslimin dalam perang Uhud dan tragedi Bi’r Ma`unah menumbuhkan kepercayaan diri Yahudi. Bani Nadhir, klan yang paling kuat saat itu, berkhianat. Diawali dengan memberi perlindungan kepada Abu Sufyan saat melakukan oprasi militer (Perang Sawiq) ke Madinah (Ibn Ishaq: 108).


Pelanggaran terhadap salah satu pasal Piagam Madinah tersebut disusul dengan pelanggaran lain. Bani Nadhir tidak bersedia menanggung biaya diyat (denda pembunuhan) yang seharusnya dipikul bersama. Bahkan lebih jauh lagi, mereka menyusun rencana pembunuhan Nabi SAW. (al-`Umari: 146). Rencana busuk itupun terbongkar, sehingga Rasulullah saw. segera mengumumkan ultimatum pengusiran Bani Nadhir dari Madinah.


Klan Yahudi terakhir yang masih berada di Madinah dan mentaati kesepakatan Piagam Madinah, Bani Quraizhah, dalam perang Ahzab ia mendukung logistik dan menggerogoti kekuatan Madinah dari dalam.


Dengan pengkhianatan Bani Quraizhah, habislah kekuatan Yahudi di Madinah. Rasulullah SAW. menghukum meraka sebagai pengkhianat perang, semua laki-laki Bani Quraizhah yang terlibat perang dihabisi, anak-anak dan wanita ditawan, dan harta benda mereka dirampas (al-Mubarakfuri: 301).


Bisa disimpulkan alasan yang lebih spesifik kenapa Nabi SAW mengusir Yahudi dari Madinah.

 

1. Pelanggaran Perjanjian Madinah


Suku Yahudi Bani Qainuqa, Bani Nadhir, dan Bani Quraizah melanggar Piagam Madinah yang telah disepakati. Piagam ini menjamin hak-hak mereka sebagai warga Madinah, tetapi mereka tidak memenuhi kewajiban mereka dan bahkan berkhianat.


2. Persekongkolan dengan Musuh


Suku-suku Yahudi tersebut diketahui bersekongkol dengan kaum kafir Quraisy Mekah yang merupakan musuh utama Nabi Muhammad dan umat Islam. Mereka bahkan membantu merencanakan serangan terhadap Madinah.


3. Penyebaran Fitnah dan Penghasutan


Suku Yahudi juga terlibat dalam menyebarkan fitnah dan hasutan terhadap Nabi Muhammad dan umat Islam, mencoba merusak persatuan dan memecah belah masyarakat Madinah.


4. Ancaman terhadap Keamanan


Perilaku mereka dianggap sebagai ancaman serius terhadap keamanan dan stabilitas Madinah. Oleh karena itu, tindakan tegas diambil untuk melindungi masyarakat dari bahaya yang ditimbulkan.


Meskipun ada pengusiran, Nabi Muhammad SAW juga menunjukkan sikap toleransi dan berusaha menjaga hubungan baik dengan mereka yang tetap mematuhi perjanjian dan tidak membahayakan.


Waallahu Alam

Komentar

Postingan populer dari blog ini

HABIB BA'ALWI, KAUM PENGECUT DI HARI PAHLAWAN

Awas Jebakan Fisik Sekte Tobrut-tobrut

Mengapa Hasil Penelitian KH Imaduddin yang Penting, Bukan Siapa Beliau