Inilah Orang Pertama Yang Mengatakan Bahwa Walisongo Dari Hadramaut Yaman




Oleh : Husni Mubarok Al Qudusi


Ketahuilah bahwa, Walisongo merupakan dzuriyah Nabi Muhammad SAW dari jalur al-Kazimi al-Husaini dan al-Jailani al-Hasani. Mereka bukan dari kaum Klan Ba’alwi asal Yaman. Ini penting untuk diketahui sejak awal, bahwa catatan nasab Walisongo sangatlah valid terintegrasi secara rapi di sejumlah negara Timur Tengah. Termasuk Uzbekistan, Lebanon, Irak, dan Maroko bahkan Pakistan serta Yunan China.


Para Sayyid sudah datang ke Nusantara sejak abad 14 (1300 M). Para Sayyid yang datang ke Nusantara, membangun lembaga dakwah bernama Walisongo (jumlahnya nggak cuma 9 orang, tapi lebih). Walisongo itu bukan jumlah tokoh, tapi nama lembaga.


Para Sayyid ini hidup damai dan berasimilasi dengan warga lokal. Mereka menanggalkan nama fam dan menggantinya dengan sekadar sebutan Raden atau Kiai atau Gus serta bergelar nama desa atau kampung tempat yang ia singgahi. Ini dilakukan agar bisa berdakwah secara santun, dan menghindari benturan.


Meski hidup berbaur berdampingan dengan warga lokal, mereka tetap menulis catatan nasab, dalam hal ini Sayyid Ja'far Shadiq yang bergelar Sunan Qudus adalah naqibnya Walisongo. Dan catatan nasab yang ditulis ratusan tahun silam ini, terus mutthasil (bersambung) hingga saat ini. Ini penting untuk diketahui, agar kita selalu berpikir secara ilmiah.


Berikut Itsbat Nasab Syekh Jumadil Kubro Al Kadzimi Al Husaini secara Naqobah Internasional,


Syekh Jumadil Kubro bin Zainal Husain bin Nashruddin bin Ajall Syamsuddin Umar Al Bukhori bin Kamaluddin bin Syamsuddin Umar Al Bukhori bin Imamuddin bin Qosim bin Muhammad Sya'ban bin Ahmad Balaqi bin Muhammad Al Husain Al Kholwati bin Muhammad Al Hakim bin Ali Al Akbar bin Muhammad Al Askari Al Ba'aj bin Ali An Naqi bin Muhammad At Taqi bin Ali Ar Ridho bin Musa Al Kadzim bin Ja'far As Shodiq bin Muhammad Al Baqir bin Ali Zainal Abidin bin Imam Sayyidina Husain Asy Syahid bin Sayyidah Fathimah Az-Zahra binti Rasulullah SAW.


Sementara kaum Klan Ba’alwi baru datang ke Nusantara pada abad 19 (1800 M). Dan baru membuat catatan nasab pada 1928 M, melalui kelembagaan bernama Rabithah Alawiyah (Maktab Daimi).


Adalah L.W.C Van Den Berg, Islamolog dan ahli hukum Belanda dalam bukunya Le Hadhramout et les colonies arabes dans l’archipel Indien (1886) mengatakan:


”Adapun hasil nyata dalam penyiaran agama Islam (ke Indonesia) adalah dari orang-orang Sayyid Syarif. Dengan perantaraan mereka agama Islam tersiar di antara raja-raja Hindu di Jawa dan lainnya. Selain dari mereka ini, walaupun ada juga suku-suku lain Hadhramaut (yang bukan golongan Sayyid Syarif), tetapi mereka ini tidak meninggalkan pengaruh sebesar itu. Hal ini disebabkan mereka (kaum Sayyid Syarif) adalah keturunan dari tokoh pembawa Islam (Nabi Muhammad SAW).” (van den Berg, Lodewijk Willem Christiaan, 1886. ”Le Hadhramout et les colonies arabes dans l’archipel Indien. Impr. du gouvernement, Batavia.)


Van Den Berg juga menulis dalam buku yang sama (hal 192-204):


”Pada abad ke-15, di Jawa sudah terdapat penduduk bangsa Arab atau keturunannya, yaitu sesudah masa kerajaan Majapahit yang kuat itu. Orang-orang Arab bercampul-gaul dengan penduduk, dan sebagian mereka mempuyai jabatan-jabatan tinggi. Mereka terikat dengan pergaulan dan kekeluargaan tingkat atasan. Rupanya pembesar-pembesar Hindu di kepulauan Hindia telah terpengaruh oleh sifat-sifat keahlian Arab, oleh karena sebagian besar mereka berketurunan pendiri Islam (Nabi Muhammad SAW). Orang-orang Arab Hadramawt (Hadhramaut) membawa kepada orang-orang Hindu pikiran baru yang diteruskan oleh peranakan-peranakan Arab, mengikuti jejak nenek moyangnya.”


Jadi, orang pertama kali yang menyatankan bahwa Walisongo adalah dari Hadramaut Yaman adalah L.W.C Van Den Berg yang berkebangsaan Belanda, ia juga bukanlah seorang ahli nasab.


Sampai disini Faham nopo Mboten..??


Waallahu Alam

Komentar

Postingan populer dari blog ini

HABIB BA'ALWI, KAUM PENGECUT DI HARI PAHLAWAN

Awas Jebakan Fisik Sekte Tobrut-tobrut

Mengapa Hasil Penelitian KH Imaduddin yang Penting, Bukan Siapa Beliau