BA’ALAWI DAN PKI
Padahal apabila dirunut dengan jujur. Ketua PKI yang terakhir, pucuk pimpinannya adalah dari Marga BA’ALAWI. Yaitu DN. AIDIT.
Apabila banyak pahlawan Bangsa, seperti Diponegoro, Imam Bonjol, bahkan Pahlawan Perang Sepehi Singo Barong, KRT. Sumodiningrat diakui sebagai Ba’alawi. Yang lucu, mengapa DN AIDIT malah tidak diakui oleh kalangannya sendiri sebagai bagian ari keluarganya (https://youtu.be/Tbro9tdK6UM?si=LgUlTRJnzbKxmMcE).
Namun pertanyaannya, adakah marga Aidit dari Nusantara?
Jawabannya jelas TIDAK, AIDIT atau AIDID adalah nama marga dari imigran Yaman, dan hal ini sudah diakui sendiri sama putra DN. AIDIT (https://republika.co.id/berita/selarung/breaking-history/pi8mbw282/simpang-siur-kabar-dn-aidit-keturunan-rasulullah-part1).
Apabila dikomparasi melalui investigasi ini, akan jelas Data Resmi Keluarga & Kepegawaian Keluarga DN AIDIT, dengan penolakan Rabithoh Alawiyah (https://youtu.be/GWp8owh8f3Y?si=b11HLf83feEaECRG).
Silahkan yang masih berpikiran waras menilai :
1. Apabila ada orang besar, Pahlawan & manusia yang harum oleh sejarah, diakui sebagai keluarganya.
2. Apabila ada manusia kalah, tercoreng dalam sejarah, malah ditolak sebagai bagian keluarganya.
Maka manusia golongan apakah yang seperti ini?
Jawabannya adalah sesuai untaian kalimat pada pembukaan diatas.
Kesimpulannya fix dan valid, berdasarkarkan data keluarga, data resmi Kepegawaian, kesaksian masyarakat, bahkan pengakuan putranya sendiri : DN. AIDIT ADALAH BAALAWI.
Masih kurang jelas, atau mungkin kebetulan BA’ALAWI jadi pentolan PKI?
Lalu siapa Ahmad Sofyan dan Fahrul Baraqbah? Kedua Baraqbah ini jelas tercatat sebagai gembong-gembong PKI, bahkan sempat menjadi anggota Parlemen.
(https://tirto.id/sayid-komunis-yang-diburu-tentara-baret-merah-chz3?utm_source=Facebook&utm_campaign=Midnight&utm_medium=Social).
Mari bertanya dengan jujur, katanya Ba’alawi banyak yang jadi Ulama.
Apabila banyak ulama Masyumi dan terutama NU menjadi korban konflik dengan PKI.
Sekarang mari bertanya dalam hening dan senyap, adakah ulama dari Ba’alawi yang menjadi korban dalam konflik dengan PKI?!?
Silahkan mencari jawaban kepada rumput yang bergoyang.
Baik, sekarang kita runut, benarkah BA’ALAWI anti Komunis yang sejati?
Sejarah mencatat, Yaman Selatan (termasuk Propinsi Hadramarut) adalah negara di dunia Arab atau kawasan Timur-Tengah satu-satunya yang menerapkan ideologi Komunis.
Sebelum penyatuan dengan Yaman Utara yang lebih makmur & maju. Di Yaman Selatan berdiri NLF (1963) yang berhaluan komunis. Dan tak ingin negaranya dikuasai Komunis, maka kaum Nasionalis mendirikan FLOSY (1965). Awalnya FLOSY lebih kuat karena didukung Mesir. Namun ketika Mesir kalah dari ISRAEL, terpaksa FLOSY ditinggalkan sendirian melawan komunis. Sehingga negara Yaman yang komunis (berdiri 1967), secara tidak langsung mendapat bantuan ISRAEL.
Dan sebagai negara Komunis, lazimnya menetapkan 1 partai tunggal, yaitu Partai Sosialis Yaman. Yang merupakan gabungan dari banyak faksi partai haluan kiri, Marxisme-Lenninisme.
(https://www.berdunia.com/2022/01/kisah-yaman-selatan-negara-komunis-satu.html?m=1)
Partai Sosialis Yaman sendiri yang berhaluan Marxist, ternyata masih dipimpin oleh Ba’alawi. Yaitu ABDURRAHMAN ASSEGAF yang cukup lama menjadi SEKJEN Partai, dari 2015 hingga sekarang (https://id.m.wikipedia.org/wiki/Partai_Sosialis_Yaman).
Dan salah seorang pentolan Partai yang lain, HAIDAR ABUBAKAR ALATAS juga pernah menjadi Perdana Menteri Yaman (1990-1994) (https://nalarpolitik.com/kelompok-komunis-dan-sosialis-di-yaman/).
Bahkan Syekh Ali Al Jufri, ulama keturunan Yaman yang tinggal di UEA yang sering mondar-mandir ke Indonesia. Adalah putra dari Abdurrahman Al Jufri, mantan Wapres Yaman Selatan & KETUA ASOSIASI POLITISI BERHALUAN KIRI (MOWJ) yang memberontak kepada Yaman bersatu lalu mengasingkan diri ke luar negeri. (https://en.m.wikipedia.org/wiki/Abd_Al-Rahman_Ali_Al-Jifri).
Jadi melihat data-data diatas, apakah masih layak Bangsa ini terbelah oleh ISU PKI?
Apalagi mantan-mantan aktivis dari ormas terlarang FPI, masih suka mengembangkan framing jahat ini. Padahal keluarga mereka sendiri banyak yang jadi GEMBONG KOMUNIS, baik di Indonesia, apalagi di Yaman.
Sebagai bangsa, mari kita jadikan tragedi di masa silam sebagai pelajaran berharga. Dan bukan sebagai narasi jahat membunuh karakter lawan-lawan politik kita.
Apalagi banyak ‘musang berbulu domba’, golongannya sendiri banyak yang komunis tapi golongan lain yang dituduh PKI.
Itu namanya maling teriak maling !
Mari kita jadikan Hari Kesaktian Pancasila tiap tanggal 1 Oktober, untuk meneguhkan semangat Kebangsaan. Bahwa Ideologi yang kokoh tersebut, adalah Pusaka Bangsa yang harus dijaga, semua Silanya. Termasuk Sila Pertama, dimana kita mengakui Ketuhanan sebagai yang paling tinggi kedudukannya, paling sakral kesuciannya. Menodai kesucian suatu agama, adalah musuh dari semua agama.
Dan kesucian itu termasuk tercoreng ketika : MANIPULASI SEBAGAI TURUNAN NABI, UNTUK MENGKOOPTASI UMMAT !!!
SELAMAT HARI KESAKTIAN PANCASILA 1 OKTOBER 2024.
.jpeg)
Komentar
Posting Komentar