Pribumi Bangkit Melawan Koptasi Klan Ba'alwi




Oleh : Husni Mubarok Al Qudusi


Pada abad ke 18 M Habaib Klan Ba'alwi Al Kadzabah Rasis di datangkan oleh Kolonial Belandan untuk mereduksi perlawanan sisa-sisa pasukan Diponegoro yaitu para Sayyid/Syarif trah Walisongo. Mereka digelari Habib dan mengklaim dirinya sebagai dzuriyah Nabi SAW jalur dari Yaman.


Adalah Habib Utsman bin Yahyah memfatwakan ajaran sesat kepada para mursyid dan pengamal tarekat Qadiriyyah wa Naqsyabandiyah (TQN) karena melawan penjajahan Belanda, peristiwa tersebut di catat oleh sejarawan sebagai Geger Cilegon pada kisaran tahun 1888 M.


Fatwa Habib Utsman bin Yahya pesanan dari Belanda yang sangat rasis tertuang dalam kitab karyanya yang berjudul Al-Qawanin Asy-SyarĘšiyyah tentang perkawinan antara wanita syarifah dengan lelaki non-sayyid yang dihukumi tidak sah. Hanya Klan Ba'alwi di Nusantara yang menggunakan fatwa itu, sedang di negara asalnya Yaman tidaklah terpakai fatwa tersebut.


Pada era revolusi fisik melawan penjajahan dan merebut kemerdekaan serta mempertahankan kemerdekaan bangsa Indonesia semua bersatu padu di bawah bendera merah putih. Tidak tercatat Klan Ba'alwi terlibat di dalamnya, malah banyak catatan mereka sebagai penghambat pergerakan.


Sangatlah aneh jika ada warga pribumi asli bernama Aidid, semua faham bahwa Al Aidid adalah salahsatu nama marga terkenal dari Klan Ba'alwi. Meletusnya peristiwa G 30 S PKI pada tahun 1965 setelah ada ide untuk mendeportasi keturunan Yaman ke negri asalnya dari Jendral A. Yani, namun ide tersebut di tolak oleh para Kiai Buntet Cirebon.


Di zaman Orde Baru mereka tiarap total tak berkutik sama sekali. Diam-diam menyusun pergerakan secara halus dengan sembunyi dan sistematis, mereka mendekati para Kiai Nahdliyin untuk mendapatkan kedudukan keagamaan dengan klaim sebagai dzuriyah Nabi.


Setelah menundukan Kiai tersebut lalu dapat merebut jama'ahnya maka perbudakan spiritual mulai berjalan pelan namun pasti. Doktrinasi madzhab Ba'alwi yang merusak akidah mulai masuk dan diterapkan secara masiv. Pendawiran dengan mengatasnamakan Nabi SAW berjalan lancar tanpa hambatan yang berarti.


Koptasi keagamaan berjalan sempurna dengan menghilangkan jejak leluhur, bahkan Walisongo di mandulkan tidak memiliki keturunan lalu di isukan sebagai bagian mereka dari jalur Adzmatkhan India namun belakangan di tolaknya karena tidak memiliki data. Aneh bukan..


Kitab Syamsu Dzahirah (salahsatu nasumnya Van Den Berg) milik Rabithah Alawiyah di branding sedemikian rupa sebagai kitab rujukan paling suci yang digunakan dalam mendata para keturunan Nabi SAW di Indonesia.


Memasuki era Reformasi dengan di tandai runtuhnya rezim Orde Baru, Habaib Klan Ba'alwi Al Kadzabah Rasis mendapatkan angin segar untuk merapatkan barisan dalam satu wadah yaitu FPI (Fron Pembela Islam). Sedang para Muhibbin pengikut setianya dijadikan tameng hidup untuk memuluskan segala kepentingannya.


Wajah asli keturunan Yahudi Ashkenazi mulai di tampaknya secara terang-terangan setelah peristiwa G30S PKI persembunyian mereka yang cukup rapi. Narasi Komunis yang mereka tuduhkan kepada para penentangnya adalah strategi cerdas untuk menutupi celah kelemehannya. Maling teriak maling.


Para Kiai pribumi direndahkan serta dilecehkan dan dihinakan. Presiden beserta Wakilnya pun tak luput dari hinaan dan cacian tak beradab dikarenakan bersebrangan dengan mereka. Aksi terorisme mengisi judul berita, dimana-mana ajaran radikal masuk keruang keagamaan. Sweping dan persekusi hingga terjadinya korba nyawa menjadi keprihatinan publik.


Aksi terorismen buah dari maraknya pembiaran ajaran-ajaran radikal yang menyebar, anehnya banyak pejabat negara yang memfasilitasi penyebaran tersebut. Peristiwa demo 212 hampir saja pecah perang saudara, dalangnya adalah FPI dan kroninya. Koneksi FPI sampai ke manca negara di buktikan ada aliran dana dari luar negri.


Oleh karens itu negara bertindak tegas untuk membubarkan FPI melalui Surat Keputusan Bersama (SKB) yang dikeluarkan pada tanggal 30 Desember 2020.


Di sisi lain ada sekelompok Habaib Klan Ba'alwi Al Kadzabah Rasis mengkoptasi keagamaan dengan cara halus dan lembut, targetnya menguasai ormasnya kaum Nahdliyin dan merubah kesejarahan leluhur. Pemalsuan makam dan data sejarah bangsa terjadi sampai masuk keruang pendidikan.


Narasi yang mereka bangun adalah semua kesejarahan bangsa maupun agama hanya milik mereka, kaum pribumi dinarasikan sebagai manusia rendahan tanpa bisa membangun peradaban. Habaib Klan Ba'alwi Al Kadzabah Rasis apapun caranya mengubur dalam-dalam tentang kesejarahan yang sangat tinggi milik pribumi.


Habaib Klan Ba'alwi Al Kadzabah Rasis asal Yaman memiliki tujuan akhir adalah bangkitnya Neo Daulah Fatimiah yang berakidah Syi'ah Ismailiyah di tanah Nusantara.


Namun di tahun 2022 M Allah SWT memunculkan Ulama Nusantara yang menggugat Klan Ba'alwi beliau bernama KH Imaduddin Utsman Al Bantani. Dari hasil penelitian berbentuk tesis dengan metode ilmu nasab, ilmu filologi, ilmu genetika berkesimpulan bahwa Klan Ba'alwi bukan dzuriyah Nabi SAW.


Di titik inilah awal mula kebangkitan pribumi melawan koptasi Klan Ba'alwi. Di awal pergerakan banyak persekusi dan ancaman pembuhunan, namun kebangkitan ini tidak bisa di bendung dengan apapun. Bola salju sudah menggelinding dari puncak, semakin kebawah semakin besar yang melibas apapun yang menghalanginya.


Imbas dari kebangkitan tersebut terbongkarnya kebusukan dan niat jahat Klan Ba'alwi, menuru secara drastis angka pendawiran, kapitalisasi dan politisasi agama sudah tidak laku, keagamaan dikembalikan ke basis keilmuan bukan atas dasar nasab, hilangnya perbudakan spiritual, marwah Kiai Pribumi dan Pejabat Negara terjaga, perulusan kesejarah bangsa, ajaran radikal tereduksi, negara stabil tidak gaduh, dll. Energi positif mengalir memadamkan energi negatif berkedok keagamaan.


Namun disayangkan masih adanya sisa-sisa gerombolan muhibbin (eks FPI dan pengikut raja pemalsu makam dan sejarah) yang masih belum tersadarkan, sedang bukti nyata sudah di tampakan secara terang benderang bagai cahaya matahari di waktu dhuhur. Apakah kepentingan dapat mengkerdilkan cara berfikir yang sehat..??


Waallahu Alam

Komentar

Postingan populer dari blog ini

HABIB BA'ALWI, KAUM PENGECUT DI HARI PAHLAWAN

Awas Jebakan Fisik Sekte Tobrut-tobrut

Mengapa Hasil Penelitian KH Imaduddin yang Penting, Bukan Siapa Beliau