Jangan Membahas Nasab Demi Persatuan..!! Eeitt Tunggu Dulu..!!
Oleh : Husni Mubarok Al Qudusi
Secara syari'at hukum menyampaikan dzuriyah nabi palsu itu wajib..!!!! Dan harus terus menerus di viralkan.
Imam Malik bin Anas mengatakan : "Barang siapa yang bernisbah kepada keluarga Nabi, yakni dengan batil maka ia harus dipukul dengan pukulan yang pedih dan di umumkan (viralkan secara luas) serta dipenjara"
Imam Ibnu Hajar al-Haitami juga pernah berkata : “Seyogyanya bagi setiap orang mempunyai kecemburuan terhadap nasab mulia Nabi Muhammad SAW dan mendhobitnya (memeriksanya) sehingga seseorang tidak menisbahkan diri kepada (nasab) Nabi Muhammad SAW kecual dengan sebenarnya.”
Persatuan itu bermakna harus sama-sama setara sebagai umat Nabi Muhammad SAW, hanya ke Imanan dan ke Takwaan lah yang menjadikan seseorang mulia.
Makna persatuan bukan malah di framing untuk mengakui tanpa syarat Klan Ba'alwi sebagai Dzuriyah Nabi bahkan Ahlul Bait yang harus di muliakan dan yang lainnya di anggap tidak setara dengannya. Ini persatuan menurut Habaib dan Muhibbinnya
Tidak ada ceritanya kami itu benci kepada Habaib hingga saat ini. Walaupun Habaib jadi mantan cucu Nabi bahkan jadi cucu Yahudi pun kami tidak akan pernah membenci mereka, kita saudara sesama muslim harus saling mencintai.
Terkait polemik nasab, itu hanya konsensus kajian ilmiah jadi jangan di bawa-bawa ke ranah antara suka atau tidak suka.
Bagi yang pembela nasab Habaib silahkan buktikan dengan dalil baik dari kitab nasab dan kitab sejarah maupun tes DNA. Jangan ikut jejaknya Habaib Klan Ba'alwi al Kadzabah rasis penyembah berhala nasab beserta Muhibbin jumud yang hanya bisa menyerang membabibuta tanpa ilmu ke semua yang turut mengkaji kajian nasab dan sependapat dengan KH Imaduddin Utsman Al Bantani, Gus Abbas Buntet, Tubagus Mogi, Gus Fuad Plered, KH R. Nur Ikhyak dan lainnya.
Sedang yang menilai dan memframing konsensus kajian nasab adalah kebencian itu dari pihak Habaib Klan Ba'alwi al kadzabah rasis penyembah berhala nasab dan muhibbinya, karena Habaib masih ngotot mengemis minta di akui sebagai dzuriyah Nabi sedang Muhibbin ketakutan kehilangan jama'ahnya.
Bahwa membongkar nasab-nasab mencurigakan yang mengaku sebagai keturunan Nabi Muhammad SAW, telah dilakukan ulama-ulama masa lalu. Seperti yang dilakukan Ibnu Hazm al-Andalusi dan Imam Tajuddin As-Subki, dalam membongkar kepalsuan nasab Bani Ubaid yang mengaku sebagai keturunan Nabi Muhammad SAW.
Begitu pula yang dilakukan Al-hakim An-Naisaburi yang membongkar kepalsuan nasab Abu Bakar ar-Razi yang mengaku keturunan Muhammad bin Ayyub al-Bajali,
Hal yang sama juga dilakukan oleh Adz-Dzahabi, yang membongkar kepalsuan nasab Ibnu Dihyah al-Andalusi, Demikian juga Ibnu hajar al-Asqolani, yang membongkar kepalsuan nasab Syekh Abu Bakar al-Gumni.
KH Imaduddin Utsman Al Bantani berkata : "Wajib bagi ulama yang mengetahui batalnya nasab seseorang yang menisbahkan dirinya kepada nasab Nabi Muhammad SAW, untuk menyebarkannya kepada orang lain,"
Syekh Ibrahim bin Mansur al-Hasyimi berkata: “Dan tidak boleh bagi seorang alim menyembunyikan ilmunya dalam bab ini (nasab), maka amanah dalam ilmu dan membongkar tercampurnya nasab adalah bagian dari amar ma'ruf dan nahi munkar”
Hanya satu kata, LAWAN...!!!
Komentar
Posting Komentar