Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2024

Ketika Nasab Palsu Berkuasa

Gambar
Ada sebuah pelajaran berharga bagi kita, ketika mempelajari sejarah masa lalu, oleh karena itu mari kita ulas sepak terjang Klan Ubaidillah Al Mahdi yang menorehkan tinta hitam dalam lembaran sejarah Islam, yang akhirnya di hancurkan oleh Salahuddin Al Ayyubi beserta bala tentaranya. Bahwasanya sebuah narasi cerita fenomena masa lalu terkadang terjadi dimasa kini, namun aktor serta tempatnya yang berbeda. Golongan Ubaidiyyun adalah pemerintah Mesir sebelum kedatangan Salahuddin Al Ayubi. Nenek moyang mereka adalah Ibnu Dishan Al Qaddah, pengasas dasar aliran Bathiniah. Ubaidillah (Al Mahdi) 200H-297H-322H yaitu Said bin Husain bin Ahmad bin Abdillah bin Maimun bin Dishan Al Qaddah. Dia mengubah nasab keturunannya dan mengaku keturunan Hasan bin Muhammad bin Ismail bin Ja'far Ash-Shadiq. Imam Suyuti dalam Tarikh Khulafa' berkata, ". . . bahkan sebenarnya nenek moyang mereka adalah MAJUSI" Al Qadhi Abu Bakar Al Baqilani mengatakan, "Al Qaddah, yakni moyang Ubaidill

KITA ADALAH INDONESIA

Gambar
Oleh : Gus Abbas Buntet / Dr. Syarif Muhammad Abbas Billy Yachsie Alhusaini, MA (Panglima Tertinggi PWI Laskar Sabilillah) Wahai saudaraku rakyat Indonesia... Pesan Bung Karno dan para leluhur kita, apabila ada yang bertanya ada berapa kalian?!!! Jawablah dengan lantang "Kami ada satu, Satu Bangsa Indonesia, Satu Tanah Air Indonesia dan Satu Bahasa Indonesia". Kita adalah bangsa yang satu, yang memiliki leluhur yang telah mengukir perjuangan dengan tetesan keringat dan merahnya darah di Bumi Pertiwi. Yang telah mengorbankan segenap jiwa dan raga demi kita sebagai anak cucunya, dengan satu harapan yang besar untuk masa depan kita anak cucunya. Sampai berhasil membuka gerbang kemerdekaan Indonesia dari segala perbudakan, penindasan, pembunuhan dan pemerkosaan hak-hak kebangsaan dan tanah air. Maka dengan itu... Marilah kita bergandeng tangan, merapatkan barisan dan saling menopang, untuk mempertahankan kemerdekaan yang telah dihadiahkan dari para leluhur kita, para pejuang tana

Walisongo Menanam, Kabaib Merusak

Gambar
Bagaimana Kaum Kabaib Imigran Yaman telah mencabik-cabik bangunan Keislaman yang pondasinya ditancapkan kokoh di Nusantara oleh para penyebar Islam yang bergelombang datang sejak abad ke-10 hingga 15. Dari Samudera Pasai hingga ke seluruh penjuru Nusantara.  Ada beberapa yang membuat Islam cepat diterima sebagai agama mayoritas, yaitu bahwa transisi kekuasan yang damai dengan didukung melalui pendekatan pernikahan dan kekerabatan. Contohnya pernikahan Prabu Kertabhumi (Brawijaya V) dengan Putri Champa, Ratu Darawati, bibi dari Sunan Ampel, atau Sunan Gunung Jati Syarif Hidayatullah dengan Ratu Pakungwati putri dari Prabu Siliwangi III di Jawa Barat. Strategi jitu lainnya adalah penghapusan sistem kasta. Sistem pembagian kelas dalam masyarakat atau KASTA di Nusantara pra-Islam, segera dirubah menjadi sistem egaliter yang penuh kesetaraan. Sebagaimana kita ketahui bahwa di era PRA-ISLAM, masyarakat dibagi menjadi 7 kasta : 1. Kasta Brahmana, untuk para agamawan. 2. Kasta Ksatria, untuk p

INILAH 6 POINT KEANEHAN PADA KLAN BA'ALWI

Gambar
Poin Pertama, Kekosongan data PRIMER, yang ada hanya data SEKUNDER yang muncul 5,5 abad kemudian. Ingat, 550 tahun ini bukan waktu yang pendek ! Poin Kedua, Data sekunder tersebut sifatnya internal atau pengakuan sepihak dari Klan Ba’alwi sendiri. Dan apabila ada data eksternal pun itu hanya dugaan dari orang lain yang kapasitasnya bukan dari Naqib atau ahli nasab. Poin Ketiga, Patut dipertanyakan apakah ada kesaksian dari keturunan 3 putra Sayyid Ahmad bin Isa yang lain (Muhammad, Ali dan Husein) terkait hijrahnya Sayyid Ahmad bin Isa ke Yaman dan memiliki seorang anak ke-4 yang ikut hijrah bernama Ubaidillah. Karena Ubaidillah yang ikut hijrah ini sudah dewasa, harusnya semua saudaranya tahu serta dicatat ahli nasab. Mengapa kesaksian dari 3 putra ini penting? Karena merekalah yang tercatat di kitab-kitab Nasab secara kuat. Apabila tidak ada kesaksian diatas maka jelas Hijrahnya Sayyid Ahmad bin Isa dan sosok Ubaidillah adalah fiktif belaka. Poin Keempat, Ketika ditinjau kesaksian in

Kisah 7 Pengkhianatan

Gambar
“Pengkhianatan biasa terjadi pada orang yang tidak memiliki hati nurani.” Toba Beta TRANSISI KEAGAMAAN DI NUSANTARA Kita sebagai sesama warga Nahdhiyyin, dilahirkan dari keluarga Nahdhiyyin, pernah berorganisasi di keluarga besar Nahdhiyyin, dan hidup di komunitas masyarakat berkultur Nahdhiyyin, tentunya FENOMENA HABAIB sungguh sangat memprihatinkan. Bagaimana Kaum Habaib Imigran Yaman telah mencabik-cabik bangunan Keislaman yang pondasinya ditancapkan kokoh di Nusantara oleh para penyebar Islam yang bergelombang datang sejak abad ke-10 hingga 15. Dari Samudera Pasai hingga ke seluruh penjuru Nusantara. Bagaimana pula akhirnya mampu merubah Imperium Majapahit yang beragama SYIWA-BUDDHA beralih menjadi Islam dalam waktu relatif singkat. Bagaimana pula kisah 9 ulama yang terkena dengan Walisongo mampu mengawal transisi dengan damai secara kekuasaan kepada Kesultanan DEMAK BINTORO. Dan transisi politik kekuasaan ini diiringi dengan kisah yang damai pula pada transisi kebudayaan dan kehid

MELURUSKAN PENCATUTAN QONUN ASASI NU YANG DIPELINTIR UNTUK MENYAMBUNGKAN NASAB KLAN BA ALWI

Gambar
Pasca polemik keterputusan nasab Klan Ba Alwi sebagai dzuriyah Rosululloh Saw, ada beberapa habaib plus para muhibbinnya yang mencatut dhawuh Hadlrotus Syaikh Hasyim Asy’ari yang mencantumkan perkataan Sayyid Ahnad bin Abdullah As-Saqof dalam Qonun Asasi NU.  Dicantumkannya perkataan Sayyid Ahmad bin Abdullah As-Saqof dalam Qonun Asasi NU tersebut mereka anggap atau mereka klaim sebagai bentuk “PENGAKUAN”  Hadlrotus Syaikh KH Hasyim Asy’ari terhadap ketersambungan nasab Klan Ba Alwi sebagai dzuriyah Nabi Muhammad Saw.  PERTANYAANNYA : “Benarkah dengan dicantumkannya perkataan Sayyid Ahmad bin Abdullah As-Saqof dalam Qonun Asasi NU  sebagai bentuk “PENGAKUAN”  Hadlrotus KH Syaikh Hasyim Asy’ari terhadap ketersambungan nasab Klan Ba Alwi sebagai dzuriyah Nabi Muhammad Saw.??? Untuk mendapatkan jawaban konkritnya mari kita pahami secara utuh tekstual maupun kontekstualnya.  Berikut ini saya kutipkan teks arabnya : قال السيد احمد بن عبدالله السقاف : انها – جمعية نهضة العلماء – الرَّابِطَةُ

Hukum Menentukan Makam Berdasar Spiritual

Gambar
Rumusan Jawaban Bahtsu Masail PCNU Kota Semarang 22/06/2024 di Masjid Al Mi'roj Semarang Utara - Mushohih: 1. KH. Hanif Ismail Lc. 2. KH. Dr. In'amuzzahidin - Perumus: 1. KH. Muharno 2. KH. Imam Mursyid 3. LBMNU Kota Semarang - Moderator: Gus Ahmad Mundzir - Sail: Jokopramono/MWCNU Gunungpati Deskripsi Masalah: Akhir-akhir ini banyak informasi di masyarakat yg menyebutkan bahwa disuatu daerah tlh ditemukan makam waliyullah. Dan telah dilakukan pemugaran dan perbaikan utk diziarahi/mendatangkan para peziarah.  Penemuan makam ini dilakukan/berdasarkan informadi yang bersifat spiritual & bukan berdasarkan catatan tertulis dan informasi kesejarahan yang bisa diverifikasi. Informasi yang bersifat spiritual itu misalnya dari mimpi seseorang, ilham yang diterima seseorang atau dari pandangan kasyaf batin dari yang mengaku dapat melakukan kontak ruhani (istilahnya sarkub, sarjana kuburan). Dengan metode spiritual tersebut timbul pertanyaan : 1. Bagaimana memverifikasi bahwa makam t

Terbongkarnya Nasab Kabib Ba'alwi

Gambar
  Bahwa Bani Ba'alwi yang mengaku sayyid keturunan Nabi Muhammad saw, dalam banyak kitab di bawah ini tidak ada nama Ubaidillah bin Ahmad Isa, faktanya Ahmad bin Isa hanya punya anak 3 yaitu : Ali al jadid / Abdullah al jadid , Muhammad , dan Husein. TAHUN WAFAT UBAIDILAH ( bin Sayyid Ahmad bin Isa) ADALAH : 383 H... ✍️🏻   Berikut ini daftar kitab rujukan para naqib di hampir seluruh dunia Islam yang tidak membahas nama Ubaidillah (383 H) : 1. Maqatil At-Thalibiyyin, karya Abu Al-Faraj Al-Isfahani (abad 4 H.) 2. Tahdzib Al-Ansab, karya Abu Hasan Al Ubaidili Al-Husaini (abad 4 H.) 3. Al-Majdi Al-Makhtut, karya Abu Hasan Ali Al-Umri (abad 5 H.) 4. Al-Majdi fi Ansab at-Thalibiyyin, karya Abu Hasan Ali Al-Umri (abad 5 H.) 5. Nihayatul Ikhtisar, karya As-Sayyid An-Naqib Abu Muhammad Syamsuddin bin Muhammad Al-Athqa. Beliau adalah "Imam An Naqib" (pencatat & pengawas) nasab Keluarga Muhammad Saw. (abad ke 6 H.) Di kitab beliau ini tidak ada nama Ubaidillah bin Sayyid Ahmad